REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat terpilih Ridwan Kamil menggelar acara 'Ngajabarkeun Suara Jabar Juara' di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Sabtu (25/8). Acara tersebut untuk menampung aspirasi warga Jawa Barat.
"Masa depan Jawa Barat adalah kombinasi dari gagasan visi dari pemimpinnya dan kombinasi aspirasi warga yang tentulah punya cara pandang sendiri. Karena tujuan pembangunan kan membuat warganya bahagia dan sejahtera. Nah kebahagiaan warga ini kita tampung," kata Ridwan kepada wartawan di sela-sela kegiatan.
Menurut Emil, salah satu yang paling banyak disampaikan warga ialah mengenai persoalan infrastruktur. Terutama di daerah-daerah pelosok yang membutuhkan pembenahan untuk membantu akses masyarakat.
"Mayoritas curhatnya infrastruktur. Banyak (persoalannya) Salah satunya kita memastikan jalan sampai ke desa bisa mulus," ujar Emil.
Selain itu, kata dia, persoalan ekonomi juga banyak dikeluhkan masyarakat yang menuntut peningkatan kesejahteraan. Tidak hanya di kota-kota besar, tapi juga di pedesaan. Ia mengaku telah merancang program Satu Desa Satu Produk untuk memajukan perekonomian Jawa Barat ke depannya.
Selain menampung aspirasi secara langsung, Emil juga membuka kanal khusus bernama Bit.ly/RuangKolaborasiJabarJuara. Di kanal ini warga dapat turut memberikan gagasan untuk pembangunan Jabar selama lima tahun ke depan.
Ketua Harian Tim Optimasi dan Sinkronisasi Gubernur Terpilih, Arfi Rafnialdi mengatakan berdasarkan masukan yang masuk melalui "Ruang Kolaborasi Jabar Juara" yang disampaikan melalui jejaring digital dan online, sebanyak 4.829 responden pada periode 14 - 22 Agustus 2018 telah memberikan beberapa masukan. Di antaranya terkait sektor pembangunan yang harus menjadi prioritas pasangan RINDU dalam lima tahun ke depan.
Sebanyak 25,7 persem responden menilai sektor pekerjaan umum dan penataan ruang menjadi prioritas pertama, disusul sektor pendidikan (89%), pembangunan pedesaan (7%), Transportasi, perhubungan dan logistik (6,9%) dan lingkungan hidup & kebencanaan (6,4%).
Selain itu, responden menilai permasalahan utama di sektor-sektor prioritas tersebut, diantaranya adalah jalan rusak, angka putus sekolah yang tinggi, angkutan umum yang tidak memadai, tingginya urbanisasi, dan banjir di kabupaten.
Responden juga mengusulkan solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut adalah pembentukan unit reaksi cepat, penyediaan beasiswa bagi siswa yang tidak mampu, perbanyak jalur kereta api, peningkatan ekonomi desa, dan revitalisasi sungai Citarum.