REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pengamat Ekonomi Universitas Mataram (Unram), Firmansyah, mengajak masyarakat membeli produk-produk dari warga terdampak gempa. Hal ini akan membantu proses pemulihan perekonomian di wilayah terdampak gempa.
Dia menilai, pascamasa tanggap darurat, fokus terhadap rekonstruksi sosial dan ekonomi menjadi hal yang perlu menjadi perhatian bersama. "Untuk ekonomi, yang paling dipikirkan ialah mengembalikan pasar (tradisional), infrastruktur paling pokok," ujarnya kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Kamis (23/8).
Ia menyampaikan, mayoritas masyarakat di Lombok Utara merupakan petani dan perkebunan, yang meski rumahnya roboh, namun aset produk pertanian dan perkebunan mereka masih bisa dijual. "Kita beri ruang mereka bertransaksi dan apa yg mereka punya, kalau bisa ada pihak lain membeli produk mereka, itu baik dari sisi ekonomi dan kemanusiaan," katanya.
Ia mengapresiasi langkah pedagang yang sudah mulai kembali berjualan di Pasar Tanjung, Lombok Utara, maupun Pasar Gunungsari, Lombok Barat, meski harus berangkat dari tenda-tenda pengungsian. "Pasar Tanjung sudah mulai, Gunungsari juga meski masih di depan (pasar), kalau pasar sudah mulai, ini cikal bakal ekonomi warga mulai menuju berbenah tinggal sekarang perlu difasilitasi," katanya.
Firmansyah menyampaikan, mata pencaharian masyarakat terdampak bencana harus menjadi perhatian utama karena menjadi salah satu elemen penting pada program pemulihan. "Yang dibutuhkan warga saat ini bagaimana mereka bisa tetap bekerja, dengan adanya itu kita harap perpurtaran uang di kalangan warga kembali stabil. Kalau tidak dibantu saya khawatir akan lama proses pemulihan," ucap dia.
Baca juga: Perekonomian Warga di Kaki Rinjani Lumpuh
Ia mengapresiasi langkah pemerintah yang akan melibatkan warga terdampak pada sejumlah program rekonstruksi rumah, dengan mengajak warga ikut berkontribusi menjadi tukang. "Itu bagus tapi perlu pendampingan karena tidak sekadar bangun (rumah) tapi rumah yang tahan gempa, dikombinasikan dengan ahli yang paham, namun dari aspek ekonomi itu bagus," kata Firmansyah.
Dari sisi pariwisata yang menjadi andalan Lombok, dia menilai perlu adanya rekonstruksi ulang pada bangunan penunjang pariwisata seperti hotel dan homestay agar memenuhi kaidah standar tahan gempa. Selain itu, pemerintah juga perlu memikirkan adanya alternatif pekerjaan lain di samping pariwisata.
"Memang core bisnis kita pariwisata tapi perlu kita cari alternatif, jangan sampai ketika pariwisata lumpuh, ekonomi juga ikut lumpuh," katanya.