Selasa 21 Aug 2018 15:54 WIB

Usai Pemulangan Atlet Jepang, Satpol PP Razia PSK

PSK yang diduga bertransaksi dengan atlet Asian Games sulit dilacak.

Rep: Sri Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Police line
Foto: Wikipedia
Police line

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Yani Wahyu mengatakan jajarannya telah menangkap enam pekerja seks komersial (PSK). Penangkapan ini dilakukan dalam razia yang dilakukan Senin (20/8) malam.

"Semalam dilakukan penertiban razia dapat enam (PSK)," ujar Yani saat dihubungi, Selasa (21/8).

Menurut Yani, setelah mendapatkan laporan adanya empat atlet Jepang yang dipulangkan karena diduga menyewa PSK, dia memerintahkan seluruh Kasatpol PP di tingkat kota untuk melakukan razia. Razia di Jakarta Selatan dilakukan di wilayah Blok M, Melawai, dan sekitarnya. Dari operasi tersebut, tertangkap enam PSK.

"Enam orang semalam itu di jalanan mangkal-mangkal di jalanan. Ibu-ibu semua tua-tua lagi," kata dia.

Menurut Yani, keberadaan para PSK yang bertransaksi selama Asian Games 2018 sulit dilacak. Pasalnya, para atlet itu tidak menggunakan jasa PSK di tempat-tempat khusus yang memang menyediakan jasa tersebut. Kegiatan prostitusi itu berawal dari restoran dan bar, dilanjutkan pergi bersama ke tempat lain.

"Kita kan juga enggak tahu apakah yang dibawa itu temannya, apakah PSK, kita kan belum bisa menilai itu PSK atau bukan," kata dia.

Yani menambahkan, usai ditangkap, para PSK dibawa ke Dinas Sosial. Setiap pelanggaran akan diberi sanksi sesuai Peraturan Gubernur Nomor 18 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Pariwisata.

Kepala Delegasi Jepang, Yasuhiro Yamashita, mengakui sudah memulangkan empat atlet basket pria. Diketahui, setelah pertandingan, mereka meninggalkan perkampungan atlet untuk makan di restoran Jepang.

Di situ, mereka bertemu dengan seorang yang tidak diketahui identitasnya. Kemudian mereka menginap di hotel terdekat dengan perempuan.

"NOC (Komite Olimpiade Nasional) Jepang memutuskan untuk mencabut akreditasi mereka dan memulangkan mereka kembali ke Jepang pada pagi ini," kata Yamashita pada konferensi pers. Dia mengatakan hal itu adalah sebuah pelanggaran disiplin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement