REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Dewan Pengurus Pusat (DPP) Front Pembela Islam (FPI) Slamet Maarif mengungkapkan, Habib Rizieq Shihab akan menunggu rekomendasi hasil Ijtima Ulama II. Menurut dia, Rizieq telah memberi komando bagi FPI dan GNPF untuk mengawal Ijtima Ulama II.
Ia mengatakan, segala kemungkikan bisa terjadi dan memengaruhi hasil Ijtima Ulama II. Namun, ia meyakini, pimpinan FPI itu tidak akan mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden yang selama ini mengkriminalisasikan ulama.
"Kami yakin dengan arah perjuangan beliau. Bahkan, kemarin ketika Milad FPI, sambutan terakhir beliau kan begitu jelas, begitu gamblang. Saya pikir beliau akan tetap komitmen dengan perjuangannya," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (21/8).
Menurut dia, adanya rencana bakal calon wakil presiden (cawapres) KH Ma'ruf Amin menemui Rizieq di Arab Saudi hanya sebagai ajang silaturahim. Pasalnya, kata dia, Rizieq merupakan orang yang tak pernah memutus tali silaturahim dengan siapa pun.
Apalagi, Kiai Ma'ruf dikenal sebagai ulama besar Indonesia. Jika hanya silaturahim, lanjutnya, pasti akan diterima oleh Rizieq. Namun, Slamet mengatakan, pendirian Rizieq tidak akan berubah meskipun nantinya bertemu dengan Kiai Ma'ruf.
"Gak. Kita tidak takut. Dilihat dari sambutan kemarin begitu jelas, kemungkinan ke arah sana tidaklah. Kita juga memandangnya hanya sekadar silaturahim antara ulama, kawan lama yang sudah lama tidak bertemu," ujar lelaki yang juga menjabat sebagai ketua umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 itu.
Slamet mengatakan, saat ini Rizieq merupakan tokoh yang berpengaruh besar dalam kontestasi Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019. Sebelumnya, dua pimpinan DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah telah lebih dulu bertemu dengan Rizieq.
"Begitu mau menghadapi pilpres dan pileg, tokoh-tokoh politik berlomba-lomba untuk bertemu. Ini menandakan pengaruh yang luar biasa," kata Slamet.
Karena itu, ia berharap setiap tokoh politik bertemu dengan Rizieq bisa menghasilkan sesuatu yang bisa memajukan bangsa ini. Dengan begitu, Pileg dan Pilpres 2019 menjadi penuh kesejukan di mana kedua kubu bersaing dengan sportif dan tidak akan bermain curang.
Sebelumnya, dalam sambutan Milad FPI, Rizieq menyerukan pengikutnya untuk melantangkan suara dalam mencari pemimpin yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Karena itu, FPI dan GNPF harus memilih presiden dan wakil presiden yang melindungi agama.
Menurut dia, seorang pemimpin harus bisa menjunjung tinggi ayat suci di atas ayat konstitusi. Selain itu, ia menginginkan pemimpin bisa membawa Indonesia bersih dari korupsi, judi, LGBT, narkoba, miras, dan aneka ragam kemaksiatan lainnya.
Rizieq menambahkan, ajang Pilpres 2019 harus dijadikan momen mencari pemimpin yang bisa membersihkan Indonesia dari komunisme, leninisme, sekularisme, pluralisme, liberalisme, dan aliran sesat. Tak lupa, Rizieq juga menyinggung masalah riba dan utang, yang membuat Indonesia tak berkah.
"Kita tetap setia dalam komando ulama. Karenanya, kita jangan bersikap apa pun sebelum adanya putusan ulama. Siap ikut ulama? Siap ikut komando ulama? Siap bela ulama? Takbir!" serunya melalui rekaman suara Rizieq yang diterima Republika.co.id.
Ia mengatakan, semua pihak harus menjaga Ijtima Ulama II yang akan dilaksanakan setelah Idul Adha. Rizieq juga melarang pengikutnya untuk bersikap sebelum Ijtima Ulama II digelar.
"FPI tetap konsisten mengawal Ijtima Ulama II. Apa pun hasilnya, kita ikuti, kita kawal, kita jaga. Tunggu Ijtima Ulama II dan ikuti hasil keputusannya. Saya akan segera kembali ke Indonesia," kata dia