Ahad 19 Aug 2018 05:47 WIB

Beda Pendapat PKS dan Gerindra Soal Kartu NU untuk Prabowo

Suhud menilai akan membuka keran pemilih Nahdliyin, Sodik menilai tidak demikian.

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (kedua kanan), Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas (kiri), dan pasangan Bakal Calon Presiden/Wakil Presiden Prabowo Subianto (kedua kiri)-Sandiaga Uno (kanan) berfoto bertumpu tangan di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (16/8).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (kedua kanan), Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas (kiri), dan pasangan Bakal Calon Presiden/Wakil Presiden Prabowo Subianto (kedua kiri)-Sandiaga Uno (kanan) berfoto bertumpu tangan di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pencapresan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Suhud Aliyudin menilai pemberian Kartu Anggota Nahdlatul Ulama (KartaNU) dapat membuka keran pemilih dengan latar belakang Nahdliyin untuk pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun, Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid justru ragu KartaNU bisa memberikan efek elektoral kepada pasangan Prabowo-Sandi.

Suhud mengatakan NU sangat luas tidak hanya kultural, tetapi juga struktural. Selain itu, Suhud menambahkan, sambutan hangat KH Aqil Siradj dan pemberian kartu anggota Ini menggambarkan NU bersikap netral pada Pilpres 2019, meski Rois Aam PBNU KH Ma'ruf Amin menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo (Jokowi. 

"Mereka (PBNU) menerima semua aspirasi dari semua pihak. Ini menunjukkan netral NU dan juga secara formal tidak mendukung salah satu capres," kata Suhud saat dihubungi melalui pesan singkat, Sabtu (18/8).

Baca Juga: Ketua PBNU Tegaskan NU tak Beri Dukungan Politik

Namun, Sodik mengatakan, kehadiran Ma’ruf justru bisa menutup suara pemilih berlatar belakang NU untuk Prabowo-Sandi. Ia pun menyebutkan sejumlah faktor yang dalam memengaruhi suara Nahdiyin pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. 

Pertama, apakah ada  perintah dan kebijakan resmi dari pimpinan PBNU untuk memilih calon presiden yang memiliki KartaNU. Kemudian, kepatuhan warga NU kepada perintah PBNU dalam urusan memilih presiden. 

"Apakah masih seperti dalam kepatuhan mutlak atau ada perubahan ketaatan," kata dia dalam pesan singkatnya, Sabtu (18/8). 

Baca Juga: Prabowo Tersanjung Ditawari Kartu NU oleh Kiai Said

Di sisi lain, Sodik juga berharap, agar pemilih Prabowo-Sandiaga memilih berdasarkan pertimbangan yang matang. “Kami ingin dipilih rakyat atas dasar kesadaran dan pertimbangan yang sehat dan cerdas," ujar Sodik.

Prabowo-Sandiaga Uno melakukan roadshow politik ke sejumlah tokoh dan instansi. Terakhir, Prabowo-Sandi berkunjung ke Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) dan diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj. 

Bahkan dalam kesempatan itu, Aqil Siradj berjanji akan membuatkan kartu anggota NU untuk Prabowo. "Insya Allah lagi disiapkan kartu anggota NU untuk Pak Prabowo. Kalau Pak Prabowo sahabatnya Gus Dur, Gus Dur pernah katakan kalau mau cari orang ikhlas untuk bangsa ya Prabowo," kata Aqil Siradj.

Baca Juga: Pengamat: Belum Tentu Warga NU Pilih Jokowi-Ma'ruf

Pada Pilpres 2019, ada dua bakal pasangan calon yang turut berkontestasi. Jokowi menggandeng Kiai Ma’ruf dengan didukung oleh sembilan partai politik, yaitu yaitu PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo, dan PKPI.

Prabowo Subianto didampingi calon wakil presiden Sandiaga Uno diusung oleh lima partai politik, yakni Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan Partai Berkarya.

Baca Juga: Hasto: Jokowi-Ma'ruf tak Khawatir Santripreneur Prabowo-Sandi 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement