REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Upacara bendera peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-73 di Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, bernuansa beda.
Upacara pengibaran bendera kali untuk mengenang detik-detik proklamasi 73 tahun silam ini dilaksanakan oleh warga desa etempat bukan di lapangan, seperti umumnya pelaksanaan sebuah upacara bendera.
Namun dilaksanakan warga di dalam area kolam air, di kompleks mata air Senjoyo. Seluruh peserta upacara berada di dalam kolam, dengan air setinggi lutut orang dewasa, kecuali inspektur upacara.
Baik pimpinan upacara, pengibar bendera hingga seluruh barisan peserta upacara. Kendati begitu, prosesi upacara pengibaran bendera kali ini tetap dapat berjalan dengan khidmat.
Warga setempat mengatakan, upacara dalam rangka HUT ke-73 Republik Indonesia di sumber mata air Senjoyo ini sekaligus untuk mempromosikan objek wisata Pemandian Senjoyo.
“Pemandian Senjoyo ini salah satu objek wisata alam di Kabupaten Semarang yang juga merupakan petilasan Joko Tingkir atau Pangeran Hadiwijaya, raja Pajang yang pertama,” ungkap Rohayati (31), salah satu peserta upacara, Jumat (17/8).
Pada upacara kali ini, lanjutnya, diikuti tak kurang 70 peserta. Mereka merupakan perwakilan dari delapan dusun yang ada di wilayah Desa Tegalwaton.
Masing-masing dusun terdiri atas unsur kepala dusun, karang taruna, PKK, serta warga. Tiap dusun menampilkan kostum khas masing-masing selain wajib mengenakan ikat kepala merah putih.
“Menurut saya ini cukup unik, karena upacara dilaksanakan di dalam kolam alami yang seluruh pesertanya juga berbasah-basah,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tegalwaton, Tri Setyowati mengungkapkan, menyetujui gagasan warganya untuk melaksanakan upacara bendera HUT Kemerdekaan RI kali ini di dalam kolam mata air Senjoyo.
Karena kegiatan ini dilaksanakan untuk ikut mempromosikan objek wisata air alami ini. “Kebetulan saya juga diminta menjadi inspektur upacara pada upacara ini,” katanya.
Apalagi, jelasnya, Desa Tegalwaton tengah menggairahkan pariwisata, dengan munculnya desa serta kampung wisata. Karena potensi pariwisata di desanya cukup banyak.
Selain memiliki mata air Senjoyo, di Desa Tegalwaton juga ada arena pacuan kuda berskala nasional dan kini telah dikembangkan menjadi kampung wisata minat khusus, berkuda.
Hal ini diamini oleh Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Senjoyo Village, Edi Siswanto. Menurutnya, dengan potensi yang ada ini, upaya untuk membangun desa wisata Senjoyo Village telah dilaksanakan warga dan pokdarwis.
Momentum HUT Kemerdekaan RI dijadikan salah satu upaya memperkenalkan potensi pariwisata tersebut. “Harapannya, Senjoyo menjadi tempat wisata unggulan selain wisata pendukung di sekitarnya,” tegas Edi.