REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memimpin langsung pelaksanaan upacara bendera peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 di Halaman Balai Kota Surabaya, Jumat (17/8). Pada kesempatan tersebut, Risma menegaskan tekadnya untuk terus memacu pertumbuhan ekonomi di Surabaya sehingga semakin berkualitas.
"Jika di tahun 2015 sempat menyentuh angka 5,8 persen, kini sudah meningkat dan diharapkan di atas tujuh persen. Biar tetap di atas Jawa Timur dan Indonesia," kata wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya tersebut.
Risa juga menyampaikan kabar yang menurutnya sangat menggembirakan. Di mana berdasar data Susenas BPS, kesejahteraan penduduk Surabaya meningkat pesat. Jika di 2010, kelompok bawah berjumlah 34,35 persen maka di 2016 tinggal 8,06 persen.
"Sementara kelompok atas (consuming class) dari 13 persen, telah melompat dengan mencapai jumlah 41,29 persen," ujar perempuan kelahiran Kediri tersebut.
Risma merasa, transformasi Layanan e–Government dari kios menjadi mobile apps yang dipadukan dengan Mal Pelayanan Publik, makin memudahkan akses warga Surabaya dan dunia usaha. Hasilnya pertumbuhan ekonomi sektor yang terkait dengan perizinan, seperti hotel dan restoran, real estate, serta konstruksi, tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi Surabaya.
Risma juga mengungkapkan peningkatan pesat pendapatan pajak setiap tahunnya (Compound Annual Growth Rate/CAGR). Risma mengaku, mulai 2010, PBB naik 11,5 persen, BPHTB naik 19,4 persen, dan restoran naik 20,3 persen. Sehingga PAD Surabaya naik Rp 908 miliar menjadi lebih dari Rp 5 triliun.
Pertumbuhan ekonomi ini, kata Ria, akan terus didorong melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat tercermin dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Di mana, IPM Surabaya tahun ini telah mencapai 81,07.
"SDM Surabaya haruslah lebih baik dan bersaing. Melalui kualitas pendidikan yang unggul dengan diiringi kerja keras dan disiplin, diharapkan menjadi jembatan emas peningkatan daya saing kota kita tercinta," kata Risma.