Jumat 17 Aug 2018 14:09 WIB

Novel Baswedan Prihatin Pelaku Penyerangan Belum Terungkap

Novel Baswedan mengakui penyerangan tidak hanya menimpa dirinya.

Novel Baswedan
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Novel Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, mengaku prihatin karena pelaku penyerangan dirinya belum terungkap sampai saat ini. Ia pun menyebut kasus-kasus serupa juga belum terungkap.

''Saya sangat prihatan kenapa kok seperti ini tidak diungkap,'' kata Novel usai mengikuti upacara peringatan 17 Agustus di Gedung KPK, Jakarta, Jumat.

Novel selalu mengungkapkan keprihatinannya di berbagai kesempatan. Dan, ia pun meminta agar pimpinan KPK mau membuka fakta-fakta terkait dengan penyerangan dirinya tersebut. Agar itu bisa menjadi perlindungan terbaik bagi pegawai KPK atau juga orang-orang yang berjuang memberantas korupsi agar penyerangan-penyerangan itu tidak lagi terjadi di kemudian hari.

Novel mengakui penyerangan tidak hanya menimpa dirinya. ''Serangan kepada orang-orang KPK bukan cuma saya dan bahkan tidak diungkap juga,'' katanya.

Novel kembali bekerja sebagai penyidik KPK pada Jumat (27/7) setelah menjalani serangkaian perawatan dalam dan luar negeri untuk memulihkan matanya. Novel kembali ke Indonesia pada 22 Februari 2018 dari Singapura, tempat dia menjalani pengobatan selama lebih dari 10 bulan.

Mata Novel mengalami kerusakan akibat siraman air keras dari dua pengendara sepeda motor pada 11 April 2017. Dua orang pengendara motor menyiramkan air keras ke wajahnya ketika dia berjalan pulang seusai salat subuh di Masjid Al-Ihsan, dekat rumahnya.

Novel tidak hanya mengutarakan keprihatinannya atas penanganan kasusnya yang tidak kunjung mampu menguak pelakunya. Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyerukan agar momen peringatan 17 Agustus menjadi bahan introspeksi untuk berbuat lebih baik demi kepentingan bangsa dan negara.

"Seberapa banyak kita sudah bisa berbuat untuk kepentinan bangsa dan negara,'' katanya. ''Kenapa kita perlu introspeksi? Kita berharap ke depan kita bisa berbuat lebih baik lagi dan lebih banyak lagi.''

Peringatan 17 Agustus sebaiknya tidak sekadar euforia. Bukan hal itu yang menjadi atensi pentingnya. ''Tetapi bagaimana kita bisa memahami, bisa melihat potensi kita, bisa berbuat sebaik mungkin, sebanyak mungkin untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Novel.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement