Kamis 16 Aug 2018 16:22 WIB

Bantuan Korban Gempa Menumpuk di Kantor Pos Mataram

Hari ini saja ada 450 ton barang yang masuk.

Bantuan untuk korban gempa Lombok yang menumpuk di kantor pos Mataram
Foto: Muhary Wahyu Nurba
Bantuan untuk korban gempa Lombok yang menumpuk di kantor pos Mataram

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Barang kiriman untuk bantuan bagi korban gempa di Pulau Lombok, menumpuk di Kantor PT Pos Indonesia (Persero) Mataram. Kantor pos ini berada di bilangan Jalan Sriwijaya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Pada Kamis (16/8) terlihat sejumlah warga korban gempa maupun tim relawan posko bencana yang datang dan ingin mengambil barang kiriman bantuan di Kantor Pos Mataram. Namun pihak Kantor Pos Mataram nampaknya kewalahan dan kebingungan ketika mencari barang kiriman yang diminta oleh penerima.

Hal itu terlihat dari tumpukan barang kiriman yang menggunung di gudang penyimpanan area belakang. Saking penuhnya, terlihat masih ada tiga truk angkut yang belum membongkar muatan mengantre di depan gudang. "Sudah 10 hari barang yang saya mau ambil ini belum juga keluar, kata petugasnya belum ketemu," ujar Andi, korban gempa asal Wadon, Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.

Hal senada juga turut disampaikan oleh Bagus, relawan posko bencana asal Kota Mataram yang juga bermaksud ingin mengambil barang kiriman bantuan dari Pulau Jawa. Ketika ditemui di Kantor Pos Mataram, Bagus nampak kesal karena barang yang rencananya akan dia ambil dan langsung disalurkan, belum juga ketemu. "Sudah tiga kali bolak-balik sini, tapi barang kiriman belum ketemu," kata Bagus.

photo
Kiriman barang untuk korban gempa Lombok yang menumpuk di kantor pos Mataram.

Menurut keterangan yang disampaikan petugas, Bagus mengatakan bahwa barang yang akan diambil telah bercampur dengan barang kiriman lainnya termasuk yang berlabel reguler (berbayar). "Karena bercampur, petugasnya masih bingung cari barang saya di gudang," ucapnya.

Salah seorang petugas Kantor PT Pos Indonesia (Persero) Mataram, Rusli mengaku kewalahan melayani barang kiriman bantuan bagi korban gempa yang tidak ada hentinya terus berdatangan. "Hari ini saja sampai 450 ton barang yang masuk, gudang sampai ruangan di dekat kasir penuh, belum lagi informasinya ada dua kapal kiriman bantuan dari TNI AL yang akan datang," kata Rusli.

Sebagai bentuk empati dan kepedulian kepada korban bencana alam, Kantor Pos Indonesia menggelar program Pos Peduli Korban Bencana Gempa Bumi di Pulau Lombok. Dalam program pedulinya ini, Kantor Pos Indonesia berkomitmen untuk membantu pengiriman bantuan maupun donasi berupa uang dan barang dari seluruh wilayah Indonesia tanpa dipungut biaya.

Melalui seluruh cabang Kantor Pos Indonesia, kiriman bantuan bagi korban gempa dialamatkan ke Pos Peduli Korban Bencana Gempa Bumi di Pulau Lombok, Kantor Pos Mataram atau ke posko-posko bencana yang ada di Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Lombok Timur.

Bantuan yang dapat disalurkan melalui Kantor Pos Indonesia ini berupa barang keperluan harian seperti popok bayi, handuk, perlengkapan sanitasi wanita. Ada juga perlengkapan mandi, selimut, masker, makanan kering dan tidak basi, serta pakaian layak pakai.

photo
Paket bantuan untuk korban gempa Lombok bertumpuk di Kantor Pos Mataram

Ketua Perkumpulan  IDeAKSI Lombok, Muhary Wahyu Nurba mengatakan saat ini Kantor Pos Mataram memang sedang overload pengiriman barang. "Mau yang gratisan atau berbayar, mau yang berbayar biasa atau super cepat, semua bernasib sama. Kami  cari sendiri barang, angkat sendiri dan angkut sendiri," kata Muhary.

Muhary yang menuju Lombok sehari setelah gempa 7,0 SR mengguncang Lombok mengatakan, ada seorang kawannya dari Bali yang hendak mengirim bantuan ke wilayah Duduk Bawah, Batu Layar, Lombok Barat. Pengiriman barang itu pun akhirnya menggunakan alamat Muhary berdomisili.

Meskipun saat ini PT Pos Indonesia mengeluarkan kebijakan bebas biaya pengiriman untuk bantuan ke Lombok, Muhary mengatakan, karena kawannya ingin bantuan itu cepat tiba, maka dia menggunakan pengiriman berbayar. Ongkos kirimnya sebesar Rp 300 ribu untuk paket seberat kurang lebih 20 kg.

Muhary mengatakan, karena tak kunjung tiba, akhirnya dia memutuskan untuk menjemput sendiri paket tersebut ke kantor pos. Namun sesampainya di sana, dia hanya diberikan penjelasan oleh petugas kantor pos bahwa paketnya sudah tiba, tapi tidak tahu diana letaknya.

Kondisi ini cukup menyulitkan karena dia harus mencari paket tersebut di antara tumpukkan dus-dus lainnya. Dia menyarankan, jika PT Pos memang kewalahan, sebaiknya bisa minta bantuan relawan. "Umumkan saja, saya kira banyak yang akan membantu. Dalam keadaan bencana yang massif seperti ini, semua pasti bersedia membantu," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement