Selasa 14 Aug 2018 14:35 WIB

Pengungsi Gempa Lombok Rentan Terserang Penyakit

Penyakit yang mengancam antara lain ispa, diare, demam, dan penyakit kulit lainnya.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang anak berada di Posko Pengungsian Dusun Karang Subagan, Desa Pemenang Barat, Pemenang, Lombok Utara, NTB, Selasa (14/8).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Seorang anak berada di Posko Pengungsian Dusun Karang Subagan, Desa Pemenang Barat, Pemenang, Lombok Utara, NTB, Selasa (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Mardjito mengatakan, ratusan ribu pengungsi gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) rentan terkena penyakit. Beberapa penyakit itu antara lain infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), diare, demam, dan penyakit kulit lainnya.

"Penyakit itu muncul karena kondisi lingkungan yang memang tidak sehat, depresi, serta minimnya ketersediaan air bersih," ujar Mardjito di Lombok Utara, NTB, Selasa (14/8).

photo
Korban gempa di Posko Pengungsian Dusun Karang Subagan, Desa Pemenang Barat, Pemenang, Lombok Utara, NTB, Selasa (14/8).

Ia menyampaikan, tiga penyakit ini diderita pengungsi lantaran faktor kebersihan lingkungan yang buruk pascagempa. Mardjito mengatakan, dari total 150 ribu pengungsi warga Lombok Utara yang kini mengungsi di berbagai lokasi di wilayah setempat, sebanyak 1.597 orang telah dirujuk ke berbagai pos kluster kesehatan, baik di provinsi dan Kabupaten Lobar, rumah sakit swasta, dan pemerintah di Kota Mataram dan delapan pos kesehatan di Lombok Utara.

Marjito mengaku, khusus penyakit ISPA yang kini terdeteksi sebanyak 74 kasus, diare sebanyak 49 kasus, cedera ringan, demam dan penyakit kulit lainnya mencapai 40 kasus. Menurut dia, penyakit ini akan bisa menimbulkan masalah baru. "Ini karena sampah-sampah yang menumpuk dan MCK yang kini tidak ada di lokasi pengungsian akan rentan membuat ratusan ribu warga mengalami penyakit pascagempa," lanjutnya.

photo
Kondisi pengungsi di Dusun Terengan Tanak Ampar, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Senin (13/8).

Ia menjelaskan, ratusan ribu pengungsi itu dilayani oleh sebanyak 1.004 tenaga kesehatan. Rinciannya, sebanyak 171 orang dokter spesialis (bedah, psikiater, psikolog dan anak), sebanyak 208 dokter umum, 245 perawat, psikolog sebanyak empat orang dan sebanyak 268 merupakan tenaga medis.

Dia menjelaskan, tim kesehatan telah mendistribusikan 3,5 ton obat-obatan, dengan peruntukan 50 persen di Lombok Utara, 30 persen di Lombok Barat, dan 20 persen lainnya untuk stok. "Insya Allah semua kekuatan tenaga medis, termasuk adanya bantuan dari 100 lembaga relawan yang tersebar kita maksimalkan menangani korban gempa," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement