REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menargetkan rehabilitasi bangunam sekolah-sekolah yang terdampak gempa Lombok bisa diselesaikan dalam waktu satu tahun. Target tersebut, kata dia, sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada saat rapat kabinet terbatas.
"Kemarin rapat kabinet terbatas Pak Presiden memutuskan itu. Jadi nanti tahapannya kita bantu dulu dalam tenda darurat, setelah itu kita bangun sekolah darurat yaitu bangunan semi permanen. Setelah itu, pemerintah akan membersihkan semua sekolah yang rusak berat dirobohkan," kata Muhadjir saat meninjau sekolah-sekolah terdampak gempa Lombok, Selasa (12/8).
Hilangkan Trauma Gempa, Guru di Lombok Dirotasi Sementara
Terkait kesiapan dari segala aspek, termasuk dana yang diperlukan, Muhadjir menyatakan pemerintah sudah siap. Meski demikian, menurutnya itu di luar kewenangannya, karena pihaknya hanya memastikan proses belajar mengajar pasca gempa tidak terganggu.
"Semua aspek Insya Allah sudah siap, karena sudah di luar kewenangan Kemendikbud. Nanti dari BNPD dan Kementerian PUPR. Kita hanya memastikan bahwa siswa-siswa kegiatan belajarnya tidak terganggu," ujar Muhadjir.
Muhadjir mengungkapkan, berdasarkan data yang ada saat ini, ada 606 sekolah yang mengalami kerusakan akibat gempa yang mengguncang Lombok. Terdiri dari 69 unit sekolah Paud, 341 unit Sekolah Dasar, 92 unit Sekolah Menengah Pertama, 55 unit Sekolah Menengah Atas, 42 unit Sekolah Menengah Kejuruan, dan 6 Sekolah Luar Biasa.
Jika dilihat berdasarkan kabupaten, sekolah-sekolah yang rusak tersebut terdapat di 8 daerah. Yakni di Lombok Barat 133 unit sekolah, Lombok Utada 169 sekolah, Lombok Tengah 123 sekolah, Lombok Timur 75 sekolah, Mataram 77 sekolah, Karang Asem, Bali 5 sekolah, Denpasar, Bali 9 sekolah, dan Sumbawa Barat 3 sekolah.