Ahad 12 Aug 2018 23:13 WIB

Kiai Ma'ruf Diragukan Dongkrak Suara Jokowi di Tanah Minang

Sebaran peta politik di Sumbar tak akan jauh beda dengan Pilpres 2014.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Bakal capres-cawapres Pilpres 2019, Joko Widodo (kedua kiri) dan Ma'ruf Amin (kedua kanan) berbincang seusai menjalani tes kesehatan di RSPAD, Jakarta, Minggu (12/8).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Bakal capres-cawapres Pilpres 2019, Joko Widodo (kedua kiri) dan Ma'ruf Amin (kedua kanan) berbincang seusai menjalani tes kesehatan di RSPAD, Jakarta, Minggu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketokohan KH Ma'ruf Amin diragukan untuk mendongkrak suara calon presiden (capres) Joko Widodo di Tanah Minang pada Pilpres 2019. Pemilihan KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres oleh Jokowi tidak akan mampu membalikkan keadaan. 

Ketua Front Pembela Islam (FPI) Sumatra Barat Buya Busra Khatib Alam berpendapat masyarakat Minangkabau memiliki prinsip yang teguh dalam memilih pemimpin. Karena itu, ia memprediksi, sebaran peta politik di Sumbar tak akan jauh beda dengan Pilpres 2014. 

Empat tahun silam, Jokowi-JK kalah telak di Sumbar dengan hanya meraih 23 persen. "Mustahil terjadi (peningkatan suara Jokowi). Pemilih Sumbar adalah pemilih cerdas, bukan pemilih taqlid dan turut-turutan," katanya, Ahad (12/8).

Ia berpendapat salah satu penyebab 'tidak lakunya' skenario Jokowi-Kiai Ma'ruf di Sumatra Barat adalah pandangan Kiai Ma'ruf sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat yang mengizinkan konsep 'Islam Nusantara'. Ia mengatakan konsep Islam Nusantara sempat ditentang secara tegas oleh Ketua MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar, beberapa waktu lalu. 

"Justru suara Prabowo-Sandi yang akan menguat. Sebab umat Islam Sumbar sudah terluka oleh beliau (Kiai Ma'ruf) soal dibolehkannya konsep Islam Nusantara," kata dia.

Kendati demikian, Buya Busra menegaskan, dirinya tetap menghormati Kiai Ma'ruf sebagai seorang ulama. Ia juga menghargai ijtihad politik yang diambil oleh Ketua MUI tersebut.

Sejak menjabat sebagai presiden pada 2014, Joko Widodo (Jokowi) tercatat sudah lima kali melakukan kunjungan kerja ke Sumatra Barat. Tak hanya itu, Jokowi juga mulai menggencarkan pembangunan infrastruktur di Ranah Minang seperti pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru, peresmian KA Bandara Internasional Minangkabau, hingga rencana revitalisasi kawasan Saribu Rumah Gadang. 

Pengamat politik dari Universitas Andalas Asrinaldi memandang langkah Jokowi untuk lebih dekat dengan masyarakat Minang akan memberikan imbas positif bagi pencalonannya dalam pesta demokrasi tahun depan. Masyarakat Sumbar, lanjutnya, pasti menyadari bahwa sejumlah proyek penting dibangun di era kepemimpinan Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement