Jumat 10 Aug 2018 16:24 WIB

Alasan JK tak Hadiri Deklarasi Jokowi-Ma’ruf

JK mengatakan deklarasi dan pendaftaran merupakan panggungnya partai.

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wapres Jusuf Kalla menjawab pertanyaan wartawan usai pertemuan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (9/8).
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wapres Jusuf Kalla menjawab pertanyaan wartawan usai pertemuan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan dirinya diundang Presiden Joko Widodo untuk mendampingi dalam deklarasi pencalonan capres-cawapres di Resto Plataran Menteng, Kamis malam (9/8). Ia juga diundang untuk menghadiri pendaftaran ke KPU Jumat (10/8) pagi.

"Saya sendiri walaupun diundang, tetapi tidak hadir, karena menimbang bahwa ini biar jadi panggungnya partai," kata Jusuf Kalla kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Jumat.

Wapres menjelaskan ketidakhadirannya dalam deklarasi dan pendaftaran Jokowi-Ma'ruf tersebut karena dirinya tidak lagi terlibat sebagai pengurus partai politik pengusung pasangan petahana tersebut. "Saya pikir ini medannya para pimpinan partai, belum masuk tim penasehat atau tim sukses," kata dia.

Baca Juga:

Jokowi mendeklarasikan dirinya kembali maju dalam Pilpres 2019 bersama dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin di Restoran Plataran Menteng, Jakarta, Kamis malam. "Prof Kiai Haji Ma'ruf Amin adalah sosok tokoh agama yang bijaksana,” kata Jokowi saat mengumumkan cawapresnya.

Jokowi menyebutkan Ma’ruf pernah duduk di legislatif sebagai anggota DPRD, DPR RI, MPR RI. Ia juga pernah menjabat sebagai wantimpres, Rais Aam PBNU, dan ketua Majelis Ulama Indonesia.

“Dalam kaitannya dengan kebinekaan, Prof Dr Kiai Haji Ma'ruf Amin juga menjabat Dewan Pengarah Badan Pengembangan Ideologi Pancasila," kata Jokowi.

Pasangan Jokowi-Ma'ruf mendaftar ke KPU RI pukul 09.00 WIB dengan diusung oleh enam partai politik yaitu Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).

Baca JugaJK: Pilpres 2019 akan Lebih Soft 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement