Jumat 10 Aug 2018 09:48 WIB

Mahfud MD: Saya Kaget, tapi tidak Kecewa

Keputusan Jokowi memilih Ma'ruf Amin adalah realitas politik yang tak terhindarkan

Rep: Umar Mukhtar / Idealisa Masyrafina/ Red: Esthi Maharani
Cuitan Mahfud MD setelah deklarasi capres-cawapres
Foto: twitter
Cuitan Mahfud MD setelah deklarasi capres-cawapres

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Mahfud MD sempat digadang-gadang akan mendampingi Joko Widodo (Jokowi) sebagai cawapres 2019. Namun, pada saat deklarasi, Jokowi memilih Rais Aam PBNU sekaligus Ketua Umum MUI, KH Ma'ruf Amin untuk menjadi pendampingnya di Pilpres 2019.

Mahfud pun pada Jumat (10/8) pagi mengeluarkan cuitan di akun resmi twitter-nya. Dia mengucapkan permohonan maaf dan terima kasih kepada masyarakat yang mengirim pesan atau pertanyaan serta simpati kepadanya terkait keputusan Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya.

"Ada ribuan WA, SMS, twitter, dll. Saya minta maaf karena saya hanya bisa membaca tanpa bisa menjawab satu per satu," tulis dia pada akun twitter-nya, Jumat (10/8).

Mahfud menjelaskan dalam cuitannya, keputusan Jokowi memilih Ma'ruf Amin adalah realitas politik yang tak terhindarkan. Mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini juga mengaku kaget tapi tidak kecewa. Ia juga telah bertemu dengan Jokowi.

"Saya memaklumi pilihan itu sulit dihindarkan. Saya bilang, Pak Jokowi tak perlu merasa bersalah, itu hak beliau untuk memutuskan yang terbaik," kata dia dalam cuitannya.

Bagi Mahfud, yang terpenting adalah NKRI ini terawat dengan baik. Keberlangsungan NKRI jauh lebih penting dari pada sekadar nama Mahfud MD dan Ma'ruf Amin. Secara agama pun, lanjut dia, ia dan rekan-rekan lainnya sudah berusaha tapi Tuhan jugalah yang menentukan, dan semua atas izin Allah.

"Yang sudah diputuskan oleh Pak Jokowi sudah sesuai dengan hak dan mekanisme konstitusional. Kita harus terima itu sebagai kesadaran konstitusional kita. Alangkah ngeri hidup bernegara kalau kita tidak punya kesadaran berkonstitusi dan berhukum! Itu yang harus ditekankan untuk merawat NKRI," ujarnya.

"Mari kita terus dengan rumah NKRI. NKRI adalah anugera Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kita bangsa Indonesia. Ikuti terus poros-poros konstitusional yang berlaku," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement