REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Jembatan Beli di Desa Jenggala, Kecamatan Tanjung, yang berbatasan dengan Kecamatan Gangga di Kabupaten Lombok Utara retak akibat gempa bumi yang terjadi pada Kamis (9/8) sekitar jam 13.25 WITA. Saat terjadi gempa bumi, kendaraan yang melintas di jalan berhenti semua karena kaget.
Tiang listrik di pinggir jalan bergoyang akibat terguncang gempa. Tidak lama setelah itu, Jembatan Beli retak.
Warga yang hendak melintas memacu kecepatan karena takut jembatan keburu ambruk. Beruntung, TNI segera datang mengatur lalu lintas.
Warga dari arah Kecamatan Gangga berlarian melintasi jembatan. Mereka ketakutan. "Saya langsung lari dari Kecamatan Gangga menyeberang jembatan ke arah Kecamatan Tanjung, takut keburu jembatan ambruk," kata Dewo Babah kepada Republika.co.id setelah berlari menyeberangi jembatan, Kamis (9/8).
Video kepanikan warga di Lombok Utara:
Sampai sekarang warga masih berkerumun di sekitar jembatan. Kendaraan masih dipersilakan melintas, tapi diatur aksesnya supaya tidak membuat jembatan terlalu terbebani.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali diguncang gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter (SR), Kamis (9/8). Namun, gempa tidak berpotensi tsunami.
Kepala Bagian Humas BMKG Indonesia Hary Djatmiko mengatakan, gempa kali ini berkekuatan 6,2 SR. "Gempa terjadi 9 Agustus 2018 pukul 12:25:32 WIB," ujarnya, Kamis.
Gempa terjadi di lintang 8,36 LS, Bujur 116,22 BT, dan kedalaman 12 km. "Lokasi gempa di wilayah Sumbawa, NTB," ujarnya.
Ia menambahkan, episentrum gempa di 6 km Barat Laut Lombok Utara, NTB, 27 km Timur Laut Mataram, NTB, 33 km Timur Laut Lombok Barat, 37 km Barat Laut Lombok Tengah, dan 1.071 km Tenggara Jakarta. "Kendati demikian, gempa ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Di kota Mataram, getaran gempa dirasakan cukup kuat. "Istri saya telepon dari Mataram, kata dia besar sekali getaran gempanya," ujar Muhammad Nursyamsyi, warga NTB, kepada Republika.co.id.