REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan fasilitas air bersih dan sanitasi untuk korban gempa Lombok tidak ada kendala.
Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Danis H Sumadilaga mengatakan, Kementerian PUPR saat ini fokus pada penanganan darurat untuk korban gempa. “Penanganan darurat itu salah satunya adalah menyediakan air bersih dan fasilitas sanitasi, karena itu yang diperlukan secepatnya oleh masyarakat,” kata Danis dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/8).
Saat ini PUPR telah menyediakan mobil tanki air, wadah penampung air (hidran umum) yang mampu menampung ribuan liter air, toilet portable, dan lain-lain. Nantinya, kata Danis, hidran umum akan ditaruh di titik-titik pengungsi dan rumah sakit. Ini mengingat di sanalah titik-titik di mana masyarakat membutuhkan air bersih.
“Bila air sudah kosong, akan ada mobil tanki air yang berkeliling dan mengisi semua hidran umum di tempat-tempat tersebut, sehingga bisa dipastikan kebutuhan air bersih akan aman,” ujar Danis.
Danis menambahkan, per hari ini, Selasa (7/8), tim Cipta Karya juga tengah melakukan pengecekan untuk instalasi air yang rusak akibat gempa. Beberapa pipa yang mengalirkan air bersih ke rumah-rumah penduduk dikabarkan rusak.
“Pengecekan baru dimulai per hari ini. Beberapa hari ke depan akan kami laporkan kondisinya. Prosesnya cukup memakan waktu karena pipa-pipa tersebut ada yang tertanam di tanah,” kata Danis.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan, Kementerian PUPR berupaya untuk memenuhi kebutuhan warga dan para pengungsi, terutama air dan sanitasi, pada masa tanggap darurat pasca bencana. Untuk mendapatkan sumber air, Kementerian PUPR akan membuat sumur bor di dekat lokasi pengungsian.
Untuk memastikan bantuan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pengungsi bisa terpenuhi sekaligus mempersiapkan tahapan rehab dan rekon, Basuki menginstruksikan Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan Achmad Gani Ghazaly, untuk berkantor di Lombok Utara dibantu Satker Ditjen Cipta Karya, BPJN IX Mataram, BWS Nusa Tenggara 1 dan Satker Penyediaan Perumahan.
Kementerian PUPR juga telah mendatangkan sarana dan prasarana untuk membantu pengungsi pada masa tanggap darurat ini dari gudang peralatan Kementerian PUPR di Bekasi dan Bali.
Dari Gudang peralatan di Bali telah dikirim ke Lombok hari ini sebanyak 30 unit tenda hunian darurat (THD), 16 unit hidran umum kapasitas 2.000 liter, dan 30 unit HU kapasitas 1.000 liter.
Sementara itu, dari gudang Bekasi dikirimkan ke Ubung Bali sebanyak 26 unit WC Portable Toilet, 40 unit THD, dan 100 unit rangka besi HU kapasitas 2.000 liter yang selanjutnya akan dikirim ke Lombok. Barang-barang tersebut sebagian telah didistribusikan ke sejumlah posko pengungsian.