REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Gempa bumi berkuatan 7 skala richter (SR) kembali terjadi di daerah Lombok, NTB, Ahad (5/7) pukul 18:46. Gempa kali ini lebih besar dari gempa sebelumnya yang bekekuatan 6,4 skala richter.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa kali ini berpotensi memunculkan tsunami. Waktu tiba gelombang dapat berbeda. Gelombang yang pertama bisa saja bukan yang terbesar.
"Berpotensi terjadi tsunami," kata BMKG dalam laporannya.
Sementara itu, realawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang masih membantu korban gempa sebelumnya masih berada di Lombok. General Manager Komunikasi ACT, Lukman Azis Kurniawan bersyukur relawan ACT selamat dalam gempa kali ini dan saat ini sedang membantu menyisir korban.
"Lagi menyisir korban. Alhamdulillah semua relawan ACT selamat. Ambulan ACT cabang NTB tengah menyisir," ujar Lukman saat ditanya Republika.co.id.
Selain itu, tambah Lukman, tim dokter ACT yang di Lombok juga selamat dari bencana itu. Sementara ini, belum diketahui warga yang menjadi korban. "Tim dokter yang ada di dua Posko Bayan dan Sembalun juga selamat," katanya.
Sementara itu di Mataram, Warga di Kelurahan Kekalik, Kecamatan Sekarbela, berhamburan keluar rumah lantaran gempa berkekuatan 6,8 SR pada Ahad (5/8) sekitar pukul 19.50 Wita.
Pantauan Republika.co.id, gempa kali ini lebih terasa dan juga relatif lebih lama dibandingkan gempa pada Ahad (29/7). Tak lama gempa terjadi, listrik padam membuat suasana terasa mencekam. Sejumlah anak-anak juga menangis akibat panik.
Seorang warga Kekalik, Mataram, Arif mengaku kaget dengan gempa yang terjadi. Arif yang sedang menonton televisi di kos langsung lari keluar begitu gempa terjadi."Panik makanya langsung lari, tapi sempat balik ke kos sebentar ambil HP,"
Arif saat ini mengaku memilih berada di luar kos karena khawatir adanya gempa susulan. Hingga saat ini, kondisi listrik masih padam dan sejumlah warga memilih berada di luar.