Sabtu 04 Aug 2018 18:25 WIB

JK: Teknologi Bantu Cegah Krisis

Menurut Jusuf Kalla produktivitas bisa ditingkatkan dengan teknologi dan penelitian.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Wapres RI Jusuf Kalla
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wapres RI Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai salah satu langkah untuk bisa mencegah krisis kembali melanda Indonesia adalah dengan penguatan teknologi. Kalla menjelaskan untuk bisa mempertahankan kondisi ekonomi perlu adanya peningkatan produktivitas.

Produktivitas ini bisa ditingkatkan dengan adanya teknologi. Kalla menilai, anak muda saat ini memiliki peran yang sangat urgent dalam mengembangkan teknologi ini. "Ekonomi berkembang itu jika ada nilai tambah. Nah ini perlu teknologi, ini butuh pendidikan," kata Kalla saat memberikan Kuliah Umum di Universitas Jambi, Sabtu (5/8).

Kalla tak menampik jika kondisi ekonomi Indonesia saat ini belum mencapai target yang dipasang pemerintah. Hanya saja, kata Kalla Indonesia tidak sedang dalam posisi krisis seperti tahun 1998 dan 2008 lalu.

"Indonesia tidak mengalami krisis ekonomi seperti 98 dan 2008. Sekarang ekonomi tumbuh, tapi belum mencapai target kita. Kalau dulu itu negatif. Tapi apabila kita mau tingkatkan lagi, maka perlu produktivitas," ujar Kalla.

Di satu sisi kata Kalla, pemerintah juga berupaya untuk melakukan efisiensi disegala sektor. Jika sebelumnya, ongkos pemerintah terlalu besar untuk kegiatan pemerintah. Saat ini kata Kalla, pemerintah banyak menggunakan anggaran secara efisien dan lebih kepada belanja modal.

"Kita melakukan efisiensi. Ada masalah di bangsa kita, terlalu besar ongkos pemerintah sedangkan untuk belanja modal kita gak meningkat. Makanya kenapa pemerintah bangun banyak jalan. Jadi akan ada belanja modal lebih baik," ujar Kalla.

Ia meminta peran aktif anak muda untuk bisa menyelesaikan masalah ini. Kalla mengatakan, anak muda saat ini perlu meningkatkan penelitian dan mengembangkan teknologi untuk Indonesia kedepannya.

"Produktivitas industri, petani, masyarakat. Disini, karet misalnya. Universitas coba bagaimana karet bisa ditingkatkan. Padi misalnya dari 5 ton menjadi 6 ton. Ini butuh penelitian. Mahasiswa bisa berperan disini," ujar Kalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement