REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Bhakti Jaya Permana mengungkapkan, terdapat 20 desa di lima kecamatan tengah mengalami kekurangan debit air. Kondisi ini membuat BPBD Kabupaten Pasuruan harus mendistribusikan air bersih dari awal Juli 2018.
Saat ini lima kecamatan yang di dalamnya terdapat 20 desa tersebut telah ditetapkan tanggap darurat bencana kekeringan. Adapun lima kecamatan tersebut, yakni Lumbang, Winongan, Lekok, Pasrepan dan Gempol.
Menurut Bhakti, satu desa biasanya disediakan dua truk tangki yang masing-masing bermuatan 5.000 liter. Pendistribusian air bersih ini dilakukan terhadap dusun-dusun yang debit air bersihnya mengalami penurunan. "Dalam artian, di satu desa yang kami sebutkan tidak semua dusun mengalami kekurangan debit air bersih. Masih ada dusun yang air bersihnya masih mencukupi untuk warga. Tapi ada juga yang sudah berkurang akibat geografis, sumber air, dan sebagainya," kata Bhakti saat dihubungi Republika, Jumat malam (3/8).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mendistribusikan air bersih ke 20 desa di lima kecamatan, Kabupaten Pasuruan. (Istimewa)
Bhakti menegaskan, kekurangan debit air di tempat-tempat tersebut sebenarnya belum tepat disebut parah. Sebab, mereka hanya kekurangan air di tandon atau tampungan umum.
Jika musim penghujan, warga dalam 10 menit sudah mengisi air di jerigen. Sementara saat ini baru terpenuhi setelah beberapa jam. "Jadi kita bantu untuk menambahkan air bersihnya biar ngantrinya tidak lama," tambahnya.
Menurut Bhakti, air bersih yang diberikan pihaknya hanya untuk minum dan makan. Dengan kata lain, bantuan air bersih tidak trmasuk untuk ternak, MCK, menyiram tanaman dan sebagainya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mendistribusikan air bersih ke 20 desa di lima kecamatan, Kabupaten Pasuruan. (Istimewa)