REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Pemenangan Presiden DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Sukmo Harsono menanggapi wacana cawapres dari tokoh agama Islam pendamping Joko Widodo dan Prabowo Subianto. "Sudah pasti suara umat islam akan terbelah karena masing masing tokohnya tersebar di dua kandidat," kata Sukmo kepada Republika.co.id, Jumat (3/8).
Ia mengatakan akan terjadi perbedaan pandangan dan opini terutama di media sosial. Tapi hal itu tidak sampai menimbulkan perpecahan umat. Sukmo berharap tidak ada provokasi terhadap perbedaan tersebut.
Sukmo mengatakan cawapres pendamping Prabowo Subianto rekomendasi dari ijtima' ulama GNPF, Ustaz Abdul Somad (UAS) layak didukung. Tapi karena UAS tidak bersedia maju sebagai cawapres, maka PBB mengajukan nama Yusril Ihza Mahendra (Ketum PBB) atau Anis Matta (Mantan Presiden PKS) sebagai ulama yang berpengalaman di pemerintahan, dan bukan Habib Segaf Salim Al-Jufri.
Sedangkan cawapres dari Joko Widodo, muncul nama KH Ma'ruf Amin. "Saya berprasangka baik saja, ada niat baik untuk umat, bukan sekadar mengambil hati umat jelang pemilu," tutur Sukmo.
Ia menambahkan geger cawapres ini berpotensi akan memunculkan poros partai politik Islam yakni PKB, PBB, PAN dan PKS. Ia berharap PKB bersatu ke dalam koalisi parpol Islam sesuai harapan umat dan para ulama. Sukmo meyakini Muhaimin Iskandar dan PKB bisa menjadi pemimpin di antara parpol Islam.
Ia juga menyebut nama pasangan capres-cawapres, Muhamimin-Yusril atau sebaliknya, Muhaimin-Anis Matta atau sebaliknya, serta Muhaimin-Zulkifli Hasan atau sebaliknya. Menurut Sukmo, kekuatan yang dimiliki pasangan tersebut ialah unsur Jawa dan non-Jawa serta sebagai ketua parpol sekaligus ulama. Nilai plus lainnya terletak pada unsur nasionalis dan religius yang ia yakini sebagai kunci menyatukan suara pemilih Islam "Niscaya akan jadi the winner dalam pilpres 2019," katanya.