Senin 30 Jul 2018 07:24 WIB

Pengamat: Kondisi Koalisi Prabowo Mirip Koalisi Jokowi

Pengamat menilai tarik menerik kepentingan masih terjadi di kubu koalisi manapun.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Bayu Hermawan
Manuver pertemuan politik Jokowi Vs Prabowo.
Foto: republika
Manuver pertemuan politik Jokowi Vs Prabowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat politik dari Universitas Indonesia Hurriyah mengatakan, masing-masing partai saat ini masih tarik menarik kepentingan. Hal itu terjadi baik di kubu koalisi partai pemerintah, maupun koalisi partai oposisi.

"Jadi ini masing-masing masih tarik menarik kepentingan. Kondisi yang ada di koalisi partai pro pemerintah saat ini kondisinya juga mirip dengan koalisi partai oposisi," ujar Hurriyah kepada Republika.co.id, Ahad (29/7).

Dia menjelaskan, pada koalisi pro pemerintah yang mengusung capres Joko Widodo (Jokowi), kontestasinya masih mengenai perebutan posisi cawapres. Menurutnya, pada saat pertemuan Jokowi dengan para petinggi partai koalisinya di Bogor, momentum itu menurutnya adalah salah satu upaya untuk membuat kesepakatan.

"Logika sederhananya kan bisa itu Pak Jokowi bilang, 'ini posisinya hanya satu yaitu cawapres, partai pengusung juga ada sekian. Jadi ini mau sepakatnya yang mana?'. Nah, ini kan kondisinya saya pikir menjadi mirip dengan koalisi Prabowo," katanya.

Sementara, hal yang sama juga didapati di koalisi partai-partai oposisi yang dipimpin oleh Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Dalam koalisi tersebut, hanya tersisa satu posisi untuk diperebutkan, yakni cawapres yang akan mendampingi Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2019. Kondisi itulah, yang menurutnya harus benar-benar dibicarakan kepada seluruh partai koalisi Prabowo.

Hurriyah mengatakan, kalaupun misal Prabowo menyambut ajakan Ketum Demokrat yaitu SBY untuk mengajukan putranya, AHY sebagai cawapres, hal itu berarti harus ada pendekatan juga  yang dilakukan kepada PKS. "Karena seperti sekarang, PKS pun seperti berusaha untuk menaikkan posisi tawar dengan bilang bahwa 'koalisi dengan Gerindra bukan harga mati' gitu kan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement