Ahad 29 Jul 2018 13:46 WIB

Sembilan Rekomendasi Konferensi Ulama

Bila ada 100 orang miskin, 90 orang adalah Islam.

Gubernur NTB TGB Zainul Majdi bersama Mantan rektor Universitas al-Azhar Mesir, Ibrahim Sholah al- Hudhud, dan Imam Besar Masjid Syaikh Abdul Qodir Jaelani, Baghdad, Irak, Anas Mahmud Kholaf membuka Konferensi Ulama Internasional di Ballroom Islamic Center NTB, Mataram, NTB, Jumat (27/7).
Foto:

Keenam, perlunya membuat desain program pendidikan yang dibangun atas dasar wasathiyyah Islam dan nirkekerasan dengan target anak-anak yang akan menjadi harapan masa depan. Ini dilakukan dalam upaya membangun dan melindungi mereka dari pemikiran ekstrem yang bertentangan dengan wasathiyyah.

Ketujuh, wasathiyyah Islam adalah metode dalam beribadah, bermuamalah, praktik ekonomi, sosial, dan seluruh aspek kehidupan lainnya. Selain itu, wasathiyyah adalah solusi dalam menghadapi Islamofobia yang muncul akibat beberapa aksi terorisme, pertumpahan darah, dan problematika lainnya.

Kedelapan, ujar Muchlis, perlu menyelenggarakan seminar dan konferensi, serta memanfaatkan berbagai media sosial dalam melakukan propaganda wasathiyyah dan counter pemikiran ekstrem. Selain itu, perlu pula memberikan bimbingan bagi pemuda Muslim terkait situs internet yang menyebarkan pemikiran ekstrem dan kekerasan.

Terakhir, wasathiyyah Islam memanusiakan dan memuliakan manusia terlepas dari perbedaan agama dan keyakinan, juga menanamkan prinsip musyawarah dan keadilan sosial bagi seluruh penduduk suatu negara.

"Menegaskan persatuan Tanah Air dan menanamkan loyalitas terhadap negara. Indonesia telah mengambil inisiatif baik dengan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai dasar negara yang tecermin dalam Pancasila. Oleh karenanya, perlu terus dijaga dan dirawat," ungkap dia.

Pendidikan untuk bangsa

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengharapkan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dapat mengembangkan pendidikan demi kemajuan dan kemakmuran bangsa dan negara. "Hanyalah dengan pendidikan bangsa ini dapat berkemajuan," kata Kalla dalam sambutannya saat membuka Rapat Kerja Nasional Perti di Bandar Lampung, Sabtu.

Indonesia, kata dia, memiliki keunggulan sumber daya alam. Namun, untuk mampu mengelolanya dengan baik, butuh ilmu pengetahuan dan teknologi. Itulah pentingnya meraih ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa iptek, kata dia, kemajuan suatu bangsa sangat sulit untuk diraih. Kalla pun berharap Perti dapat ikut serta mengevaluasi dan mengembangkan pendidikan dalam rangka meraih ilmu pengetahuan.

Perti juga diharapkan turut berpartisipasi mengentaskan umat dari kemiskinan. Wapres mengatakan, meski umat Islam mayoritas 88 persen, kontribusi perekonomian umat masih jauh dibandingkan umat lainnya. "Bila ada 100 orang kaya, tak lebih dari 10 orang Islam. Namun, bila ada 100 orang miskin, 90 orang adalah Islam," ungkap dia.

Gubernur Lampung Ridho Ficardo juga berharap Perti mampu mencerminkan citra Islam rahmatan lil alamin yang senantiasa menyebarkan kesejukan. "Kita selalu berusaha menjaga kerukunan dan menghindari adanya pergesekan antarras, agama, atau suku," kata dia.  (antara ed: mansyur faqih).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement