Sabtu 28 Jul 2018 08:19 WIB

Mushalla Al Furqon BSI Gelar Shalat Gerhana Bulan

Sejumlah anak-anak pun terlihat hadir bersama orangtuanya untuk melaksanakan shalat.

Shalat gerhana bulan yang dilaksanakan di Mushala Al Furqon, komplek Bukit Sawagan Indah, Depol, Sabtu (28/7).
Foto: Andi Nur Aminah/Republika
Shalat gerhana bulan yang dilaksanakan di Mushala Al Furqon, komplek Bukit Sawagan Indah, Depol, Sabtu (28/7).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Warga perumahan Bukit Sawangan Indah (BSi), khususnya di RT 16, menggelar shalat gerhana bulan, Sabtu (28/7). Shalat sunah gerhana dilaksanakan di Mushala Al Furqon, BSI dengan imam Ustaz Ndank Abdul Kariem.

Pelaksanaan shalat sunah gerhana dihadiri sekitar 60 jamaah. Sejumlah anak-anak juga terlihat hadir di mushalla pada dini hari itu bersama orang tua mereka dan melaksanakan shalat gerhana. Shalat gerhana mulai dilaksanakan tepat pukul 3.30 WIB.

Sebelum shalat dilaksanakan, Ndank menjelaskan terlebih dahulu tatacara pelaksanaan shalat sunah ini. Mengutip sabda Rasulullah, dia mengatakan, ada empat hal yang hendaknya dilaksanakan oleh seorang Muslim saat mengetahui ada gerhana. "Rasulullah memerintahkan ada empat hal yakni berzikirlah, bertakbirlah, shalatlah dan bersedekahlah," ujarnya.

photo
Suasana di Mushalla Al-Furqon Bukit Sawangan Indah, Depok, saat pelaksanaan shalat sunnah gerhana bulan, Sabtu (28/7).

Ndank mengatakan, jamaah yang hadir melaksanakan shalat sunah gerhana bulan pantas bersyukur karena bisa hadir dan melaksanakan salah satu sunah yang dicontohkan Rasulullah yakni shalat sunah gerhana bulan. Kehadiran jamaah melaksanakan shalat sunah berjamaah saat dini hari di mushala sebagai tanda keimanan seseorang.

"Saya yakin kalau bukan karena iman, tentu kita tidak sedang berada di sini. Mungkin sedang tertidur lelap di atas kasur yang empuk, berselimutkan hangatnya bedcover, dibuai oleh hawa dingin menjelang subuh ini," ujarnya.

Di kompleks perumahan BSI, dini hari tadi terasa begitu teduh. Sayup-sayup dari pengeras suara beberapa masjid dan mushalla di kawasan ini, terdengar lantunan takbir. Lantunan takbir dan zikir di subuh hari itu sekilas memunculkan suasana yang mirip seperti menjelang lebaran.

Moment gerhana bulan total kali ini disambut cukup antusias oleh warga. "Ini fenomena alam yang langka. Fenomena yang sama baru akan terjadi lebih dari 100 tahun lagi. Kita tidak tahu apakah anak cucu kita pun bisa menyaksikannya," ujar Sigit Wibowo, pengurus Dewan Kemakmuran Mushala Al Furqon.

photo
Jamaah Mushalla Al-Furqon Bukit Sawangan Indah, Depok, melaksanakan shalat sunah gerhana bulan, Sabtu (28/7).

Usai pelaksanaan shalat sunah gerhana bulan, jamaah beristirahat sejenak sambil menunggu waktu Shalat Subuh. Selanjutnya, jamaah kembali melaksanakan Shalat Subuh berjamaah.

Sebelumnya, plt Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Bambang Setiyo Prayitno menjelaskan, gerhana bulan total pada kali ini menarik. Sebab, total waktu gerhana mencapai 103 menit. Rentang ini terlama hingga lebih dari 100 tahun ke depan.

Gerhana bulan total yang akan datang dengan fase totalitas lebih lama akan terjadi pada 9 Juni 2123, mencapai 106 menit. Hanya, gerhana tersebut tidak bisa teramati dari Indonesia.

Bambang mengatakan, lamanya durasi pada gerhana bulan total tahun ini dikarenakan tiga hal. Pertama, saat puncak gerhana, posisi pusat piringan bulan dekat sekali dengan pusat umbra bumi. Faktor berikutnya, karena bulan berada di sekitar titik terjauhnya dari bumi atau apoge. "Ketiga, bumi sedang berada di sekitar titik terjauhnya dari matahari," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement