REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Persib Bandung resmi menjadi juara paruh musim Liga 1 atas kemenangannya kontra Persebaya Surabaya di Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada Kamis (26/7). Persib memenangkan pertandingan ketat dengan skor akhir 4-3.
Atas kemenangan tersebut, Persib berhasil meraih tiga angka di kandang Persebaya sekaligus menjadi juara di paruh musim kompetisi Liga 1 2018. Sementara, Persebaya di urutan ke-13 dengan 22 angka.
Klasemen sementara Go-Jek Liga 1 hingga pekan 17.
Klasemen selengkapnya: https://t.co/Cj3bPB3BzZ#GoJekLiga1#Liga1KitaSatu pic.twitter.com/JaxTCIpyBu
— Go-Jek Liga 1 (@Liga1Match) July 26, 2018
Pelatih Persib, Mario Gomez, mengaku bangga dengan permainan tim Maung Bandung. "Karena target bisa kami raih. Kami sempat menang 3-0, 4-2, lalu 4-3. Tapi, yang paling penting adalah kami dapat meraih target kami," ujar Gomez seusai pertandingan.
Gomez mengaku mempersilakan pemainnya untuk bersenang-senang sebelum memasuki putaran kedua. "Setelah ini minggu ini, baru kami akan membicarakan dengan tim tentang kesalahan dan kelebihan," katanya menjelaskan.
Persib memang menargetkan kemenangan di setiap laga tandangnya. Hasil dua pertandingan terakhir putaran pertama pun, diakui Gomez, berakhir dengan baik.
"Saya bangga, pemain bekerja keras sebelumnya lawan Barito Putera dan sekarang di stadion ini. Karena, di sini sangat sulit bagi tim lain untuk bisa menang," paparnya.
Di sisi lain, pemain Persib Ghozali Siregar menyebut permainan kontra Persebaya menjadi salah satu gim terbaiknya. "Pertandingan sangat ketat, siapa yang melakukan kesalahan sedikit akan kebobolan," ujar Ghozali.
Pertandingan ini merupakan laga pertama Persib di mana keempat gol yang tercipta dari pemain lokal, termasuk dua gol Ghozali. Melihat hal tersebut, Ghozali mengaku bersyukur atas dua gol yang berhasil dia eksekusi.
"Jadi pemain yang penting tugas saya berikan umpan, siapa yang cetak gol, yang penting tiga poin. Alhamdulillah, saya dan Bang Pardi bisa cetak gol dan ke depannya bisa tambah gol dan lanjutkan tren positif," kata Ghozali menjelaskan.
Pada musim pertama Liga 1, Persib mengoleksi delapan kemenangan, lima seri, dan empat kekalahan dari 17 laga. Persib menjadi tim yang paling sedikit kebobolan dengan total koleksi 29 angka di puncak klasemen.
Peran tangan dingin Gomez
Keberhasilan Persib menjadi juara paruh musim Liga 1 tidak bisa dimungkiri buah hasil 'tangan dingin' pelatih Mario Gomez. Pelatih yang pernah membawa klub Malaysia, Johor Darul Takzim, menjuarai Piala AFC pada 2015 itu berhasil memoles skuat 'seadanya' Persib menjadi tim yang sulit dikalahkan pada putaran pertama Liga 1.
Sejak awal bergulirnya Liga 1 musim ini, para Bobotoh sebenarnya bisa dibilang pasrah dengan komposisi tim Persib. Mereka bahkan menjuluki tim ini sebagai skuat 'uyuhan' alias seadanya. Gomez pun kemudian menjawab keraguan Bobotoh itu.
Pada dua laga awal musim, Gomez absen lantaran harus menemani istrinya yang menjalani operasi kanker pada akhir Maret. Persib pun sempat terpuruk di papan bawah klasemen.
Perlahan, setelah kembali dari Argentina, Gomez kembali menyusun kekuatan skuat. Gomez tak peduli dengan nama-nama besar yang sebelumnya jamak menghuni starting XI Maung Bandung. Sambil berjalan, Gomez terus menyeleksi pemain baru untuk mengisi pos-pos yang dinilainya masih lemah.
Pola seleksi yang diterapkan Gomez dan tim kepelatihannya ini pun mengakibatkan sedikit nama putra asli Jawa Barat yang ada dalam daftar nama pemain Persib. Menurut mantan pemain Persib, Yudi Guntara, hal tersebut dapat dimaklumi. Dia menilai, tuntutan dari banyak pihak menyebabkan Persib harus lebih memilih pemain rekrutan seleksi dan pemain asing dibandingkan putra daerah.
"Sekarang kalau binaan Persib dipakai di Persib sendiri, terus prestasinya kurang bagus, apa Bobotoh juga akan terima?" kata Yudi saat dihubungi Republika, beberapa waktu yang lalu.
Nama lama, seperti Atep dan Eka Ramdani, hanya memiliki sedikit waktu bermain. Sementara itu, pemain muda kelahiran Jawa Barat, Puja Abdillah, Gian Zola, Agung Mulyadi, dan Henhen Herdiana pun masih harus bersabar untuk dapat masuk dalam daftar pemain di tiap pertandingan Persib.
"Coach Gomez ingin mengangkat Persib yang tadinya di urutan 13 pada Liga 1 2017. Dia memperbaikinya dengan cara menurunkan pemain yang benar-benar siap," katanya menjelaskan.
Namun, bukan berarti pemain Persib yang jarang diturunkan Gomez bukan pemain yang tidak siap. "Tapi, ada beberapa pemain yang lebih siap, ada Ghozali, Ardi Idrus, dan juga pemain-pemain lainnya," tegas pemain yang turut menyumbang piala pertama untuk Persib ini.
Menurut Yudi, penting untuk mengembalikan kejayaan Persib ketimbang siapa yang harus ada di dalam skuat. Di sisi lain, banyak jebolan Diklat Persib dan putra Jabar lain yang membela tim lain.
Yudi menilai, hal tersebut bukan masalah. Karena, penting bagi pemain untuk memiliki pengalaman membela tim lain. Serta ada kesempatan untuk kembali lagi Persib. "Banyak contoh pemain muda Persib bela tim lain baru bela Persib lagi, setelah balik lagi jadi bagus, ga ada masalah menurut saya," tutup Yudi.
Belakangan, beberapa pemain yang pada musim lalu masuk ke dalam skuat inti Persib mulai tersingkir. Setelah meminjamkan Billy Keraf dan Wildansyah ke klub lain, kini Gian Zola, Atep, dan Airlangga tengah dalam proses menunggu kepastian.
Gian Zola menjadi pemain yang memberikan lampu hijau akan hengkang ke Persela. Sayangnya, niat pemain gelandang ini tersendat izin manajemen.
"Saya sih menyambut sangat baik, kan saya juga masih butuh berkembang," kata Zola di SPOrT Jabar, Bandung, Jumat (20/7).
Dia berharap, manajemen Persib segera mengabulkan permohonannya. "Di sana dapat menit bermain, kalau dikasih izin ya saya sebagai pemain ngambil yang terbaik buat saya," ujarnya menegaskan.
Persela memang memiliki beberapa mantan pemain Persib. Sebut saja pemain muda Ahmad Basith, jebolan Diklat Persib Agung Pribadi, dan pemain asing Matsunaga Shohei. Karena alasan itu juga, Zola menerima pinangan tim yang diasuh oleh Aji Santoso tersebut.
"Mungkin ada kesempatan untuk berkembang dan masih muda juga, banyak pemain Bandung juga (di Persela)," paparnya.
Baca juga:
- Persib Paling Sedikit Kebobolan, Gomez Puji Pemain Belakang
- Ini Alasan PSIS Tawar Atep dan Ronggo
- Gian Zola: Sebagai Pemain Muda, Saya Butuh Berkembang
Persaingan ketat tim inti Persib
Salah satu pemain hasil seleksi adalah Ardi Idrus. Persib menjadi tim pertamanya untuk berlaga di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Sempat diragukan banyak pihak, kini Ardi membuktikannya di lapangan. Gomez selalu membuat ketat persaingan tim inti Persib setiap sesi latihan.
"Kalau semua pemain sih pasti ingin main, tapi kalau mau saingan di posisi pasti kita berikan selama di latihan, dari sana pelatih yang menilai kita latihan bagus," papar Ardi.
Bahkan, Ardi menggeser pemain senior Persib, Tony Sutjipto. Menurutnya, persaingan untuk masuk ke tim inti memang terbilang ketat.
"Waktu pertama saya datang, saya engga pernah target bilang 'saya main di Persib', mungkin saya ikut latihan satu tahun sebelumnya baru bisa main," jelas pemain nomor punggung 3 ini.
Pria asal Ternate ini memang tidak menyangka mendapat posisi tim inti. "Pertama, saya datang cukup kaget saja saya dipasang main, tapi saya harus siap karena saya kan di sini sudah dikontrak, jadi saya harus profesioinal," tegasnya.
Ardi dikontrak selama tiga musim oleh manajemen Persib. Baru setengah musim berada di Persib, Ardi hanya absen pada dua pertandingan awal. Bahkan hingga akhir putaran pertama, Ardi belum pernah menerima akumulasi kartu.
"Kalau main ya main, konsentrasi, kalau engga pun saya tetap konsentrasi," tegasnya.
Persib memang tim besar, tim besar ini pulalah yang mengantarkan nama Ardi menjadi besar. Namun, Ardi tetap tidak besar kepala, dia bangga berada di Persib dan berada di satu tim dengan idolanya sejak muda, Supardi.
"Saya mengidolakan Bang Pardi, karena waktu dia main di timnas saya suka permainannya, dulu posisi saya juga memang bek kanan," paparnya bangga.
Nama lain hasil seleksi Gomez yang mencuat pada putaran pertama Liga 1, tentunya adalah Ghozali Siregar. Pada laga Persebaya semalam, Ghozali mencetak dua gol.
Gelandang mungil berusia 20 tahun ini membuat Gomez tak khawatir jika andalan lainnya, yakni Febri Hariyadi, dipanggil timnas U-23 Indonesia. Ghozali kerap membuktikan dirinya layak diandalkan di posisi sayap atau lini serang Persib.
Pemain gelandang Persib Bandung, Ghozali Siregar, di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Jumat (11/5).
Saat ini, Persib masih memilah pemain dalam bursa transfer pemain putaran dua. Tiga pemain telah resmi dilepas, sementara Persib baru memiliki dua pemain anyar, Patrich Wanggai dan Wildan Ramdani.
Persib tengah memiliki tren positif yang harus dapat dijaga dengan baik oleh setiap pemain. Menurut Gomez, tren positif inilah yang membawa Persib menjadi juara paruh musim.
"Kami terus berkembang, ini baru setengah musim. Kami perlu lebih bekerja keras, kami sedang berada di jalan baik, kami harus meningkat dan berkembang," jelas Gomez.