Kamis 26 Jul 2018 12:06 WIB

‘Peluang SBY Tertutup ke Jokowi karena Megawati’

Demokrat sudah mencoba memperbaiki hubungan dengan Megawati.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
SBY Temui Zulkifli Hasan. Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) berjabat dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di kediaman, Jakarta, Rabu (25/7) malam.
Foto: Republika/ Wihdan
SBY Temui Zulkifli Hasan. Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) berjabat dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di kediaman, Jakarta, Rabu (25/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengatakan, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan peluang Partai Demokrat merapat ke poros Joko Widodo (Jokowi) sudah tertutup. SBY mengungkapkan hal itu dalam pertemuan antara SBY dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas), Rabu (25/7) semalam. 

Yandri mengatakan, SBY mengaku peluang Demokrat bergabung dengan koalisi Jokowi tertutup karena karena tidak ada restu dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Padahal, ia mengatakan, SBY menyampaikan sudah melakukan usaha untuk membangun kerja sama yang baik dengan Jokowi. 

“Akan tetapi, sampai sekarang, ibu Megalah yang menjadi penghalang utama," ujar Yandri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/7).

Yandri juga menjelaskan, berdasarkan penuturan SBY, Partai Demokrat sudah mencoba memperbaiki hubungan dengan Megawati untuk bisa merapat ke poros Jokowi. Akan tetapi, Megawati masih menutup diri untuk berhubungan baik dengan SBY.

“Itu curahan dari Pak SBY tadi malam," kata Yandri.

Karena itu, dalam pertemuan dengan Zulkifli, SBY menyampaikan keinginan berkoalisi dengan PKS, Gerindra, dan PAN. Karena itu, dalam pertemuan semalam mulai dibicarakan kemungkinan partai-partai tersebut berkoalisi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. 

Namun, ia menambahkan, belum ada pembicaraan soal capres maupun cawapres dalam pertemuan itu. “Karena Demokrat tidak bisa lagi ke Jokowi karena Ibu megawati yang tidak setuju, maka Pak SBY coba merangkai ramu di luar istana. Di situ yang jelas ada Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat,” ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement