REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dewan Pimpinan Wilayah (Wilayah) Nasdem Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan rekomendasi kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPD) Nasdem untuk mempertimbangkan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Joko Widodo (Jokowi) pada pilpres 2019.
Ketua DPW Nasdem NTB Muhammad Amin menyampaikan beberapa poin yang menjadi dasar bagi Nasdem NTB mendukung TGB maju dalam pentas Pilpres 2019. Poin pertama, kata Amin, berkembangnya isu SARA yang cukup masif sebagai propaganda politk telah berdampak pada polarisasi masyarakat yang begitu signifikan dan membahayakan semangat integrasi bangsa.
Poin kedua, lanjut Amin, pemerintahan Jokowi ke depan memerlukan dukungan yang solid dan mencari figur yang bisa diterima semua golongan untuk mampu menjawab tantangan bangsa ini ke depan.
"Berdasarkan masukan dan aspirasi masyarakat NTB, kami memberikan rekomendasi kepada Ketua Umum DPP Partai Nasdem untuk mempertimbangkan TGB menjadi bacawapres mendampingi Pak Jokowi," ujar Amin saat jumpa pers terkait mendukung TGB di Kantor DPW Nasdem NTB, Jalan Langko, Kota Mataram, NTB, Rabu (25/7).
Amin mengatakan, DPW NTB menilai secara, TGB secara kapasitas dan kapabilitas merupakan figur yang layak menjadi wakil presiden karena memiliki komitmen yang kuat terhadap nilai kebangsaan. Sosok TGB sebagai ulama kharismatik juga menjadi nilai tambah yang mampu berdampingan dengan Jokowi.
TGB telah mundur dari Partai Demokrat, tempat yang menaunginya selama ini. Partai Demokrat tak mempersoalkan mundurnya kader potensial itu dan menyampaikan terimakasih serta penghargaan atas peran TGB di partai.
Tidak hanya itu, Partai Demokrat juga mendoakan agar TGB bisa sukses menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019. "Kami mendoakan status beliau sekarang, yakni sebagai ulama non partai, akan memberi beliau jalan ke arah karir politik yang lebih baik untuk dipilih sebagai salah satu Cawapres Pak Jokowi," kata Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/7).
Pengunduran diri TGB disebabkan pilihan politiknya yang mendukung Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan kepemimpinan dua periode. Langkah tersebut dianggap telah mendahului keputusan partai terkait hal yang sangat kursial yaitu pilpres. Adapun Partai Demokrat sampai saat ini belum menentukan arahnya dalam Pilpres 2019.
"Partai Demokrat meyakini figur sebaik beliau pantas mendapat kesempatan berkarir pada tingkat nasional," tutur Rachland.
Baca juga: TGB Mundur dari Demokrat Kala Jokowi Kantongi Satu Cawapres
Pekan lalu surat pengunduran diri sudah disampaikan oleh TGB kepada Amir Syamsudin selaku Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat. Kemudian TGB dan Amir sepakat bahwa hal pengunduran tersebut tidak akan disampaikan ke publik sebelum surat diterima oleh Ketua Partai Demokrat. Pada Senin (23/7) sore Amir menyampaikan kepada TGB bahwa surat pengunduran sudah disampaikan via ADC Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kepada Republika.co.id, Senin (23/7) malam, TGB menyatakan alasannya mundur karena alasan pribadi. "Benar. Saya mundur dari Demokrat. Karena alasan pribadi," kata TGB melalui pesan singkatnya yang diterima Republika.co.id, Senin (23/7).
Baca juga: TGB Mengundurkan Diri, Demokrat: Biar Leluasa Dukung Jokowi
Sekitar tiga pekan lalu, TGB pernah menyatakan mendukung Jokowi untuk dua periode. TGB menyampaikan, pernyataan tersebut dilandaskan berdasadkan sejumlah pertimbangan. "Semata karena pertimbangan maslahat bangsa, umat, dan akal sehat agar pembangunan yang tengah berjalan di seluruh penjuru bisa dituntaskan dengan maksimal sesuai hajat masyarakat," ujar TGB, Kamis (5/7).