REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Keberadaan sekolah atau madrasah aman bencana di Kota Sukabumi, Jawa Barat masih sedikit. Padahal seharusnya sekolah memperhatikan aspek kesiapsiagaan menghadapi bencana.
'' Sekolah atau madrasah yang aman bencana memang jumlahnya masih sedikit,'' ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada wartawan Kamis (19/7). Sekolah aman dari bencana ditandai oleh sejumlah indikator.
Misalnya ketersediaan jalur evakuasi dan rambu-rambu informasi mengenai bencana di lingkungan sekolah. Selain itu adanya kegiatan periodik simulasi menghadapi bencana.
Saat ini ungkap Zulkarnain, indikator tersebut belum semua sekolah menjalankannya. Padahal wilayah Sukabumi sebagian besar termasuk dalam daerah rawan bencana.
Terlebih kata Zulkarnain sering terjadinya peristiwa gempa bumi yang seringkali dirasakan warga Sukabumi. Di sepanjang Januari hingga Juni 2018 sudah ada 17 kali lebih gempa yang dirasakan warga Sukabumi. Meskipun dalam peristiwa tersebut tidak warga yang menjadi korban dan menimbulkan kerusakan pada rumah warga.
Sebenarnya ungkap Zulkarnain sekolah aman bencana ini sudah dirintis sejak awal 2018 lalu. Di mana ada sebanyak 17 sekolah di Kota Sukabumi dijadikan target sebagai sekolah tanggap bencana. Pada waktu itu kegiatan tersebut dilakukan bersama dengan Daarut Tauhid (DT) peduli bencana.
Hal ini dilakukan agar para siswa dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) siaga menghadapi bencana terutama gempa bumi. Para pelajar dijadikan target sosialisasi salah satunya untuk menanamkan sejak dini pengetahuan dan pemahaman mengenai tanggap bencana. Sehingga ketika dewasa nanti bisa mempraktekannya dengan baik.