Kamis 19 Jul 2018 21:36 WIB

Rumah Mardani Dilempar Molotov, Mabes Polri: Masih Didalami

Kadiv Humas Polri mengatakan penyidik masih mendalami kasus tersebut.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Setyo Wasito membenarkan terjadinya teror bom molotov di Kediaman Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera di Pondok Gede, Bekasi, Kamis (19/7). Setyo mengatakan, saat ini penyidik kepolisian tengah mendalami kasus tersebut.

"Saya mendapatkan laporan memang ada diduga itu adalah bom molotov. Sekarang sudah didalami oleh rekan-rekan," ujar Setyo saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/7).

Setyo mengatakan, penyidik juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mencari tahu bahan dari bom tersebut. Karenanya, ia meminta semua pihak menunggu penyidik untuk melakukan pendalaman terhadap kejadian tersebut, termasuk soal pelaku penyerangan tersebut.

"Darimana dilempar, kemudian dari bahan-bahan apa. Sekarang sedang dilakukan pendalaman. Berikan kesempatan kepada penyidik untuk melakukan, mengungkap kasus ini. Kita jangan berandai-andai yang kita tidak tahu, sedang didalami," kata Setyo.

Baca juga: Teror Bom Molotov, Mardani Bersyukur Rumah tak Terbakar

Kediaman Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang berlokasi di Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat, dilempari bom molotov oleh orang tidak dikenal, pada Kamis (19/7) dini hari. Menanggapi adanya insiden pelemparan tersebut, Mardani hanya meminta dirinya untuk didoakan.

"Mohon doanya semua ya," katanya saat dihubungi wartawan, Kamis (19/7).

Mardani pun bersyukur tidak ada bagian rumahnya yang terbakar,  hanya ada bekas api sedikit di samping teras rumah. Ia juga berterima kasih kepada aparat keamanan yang mendatangi kediamannya. Mardani pun enggan berspekulasi bahwa teror tersebut berkaitan dengan tagar 2019 ganti presiden yang ia gagas.

"Kami tidak mau berspekulasi, yang pasti gerakan itu akan terus jalan dengan santun dan mendidik," katanya.

Ia pun mengajak semua pihak untuk berpolitik secara sehat dan tidak memakai cara-cara kekerasan dan melanggar Pancasila dengan menyebarkan teror. "Semoga kejadian ini bisa diusut tuntas, dicari pelakunya sampai dapat. Sehingga demokrasi di negeri ini berjalan dengan damai tanpa ada unsur teror dan fitnah" harapnya.

Sementara Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota, Jawa Barat, mengagendakan pemanggilan terhadap Ketua DPP Partai Keadilan Sejatera (PKS) Mardani Ali Sera. Pemanggilan ini untuk menjalani pemeriksaan terkait insiden lemparan bom molotov, Kamis (19/7) dini hari.

"Saya akan meminta korban atas nama Pak Mardani untuk dimintai keterangan polisi, karena informasi itu bermanfaat untuk kita dalam mencari motif pelaku," kata Kapolrestro Bekasi Kota Kombes Pol Indarto di Bekasi, Kamis (19/7).

Hal itu dikatakannya usai melakukan peninjauan ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Jalan KH Ahmad Madani Nomor 199D Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, Kamis (19/7). Menurut dia, agenda pemanggilan terhadap Mardani sangat penting ditempuh pihaknya guna memastikan apakah pelemparan benda yang diduga sebagai bom molotov pada pukul 03.00 WIB itu berkaitan dengan pribadinya sebagai seorang politisi atau tidak.

Saat ditanya apakah insiden ini berkaitan dengan agenda tahun politik, Indarto mengatakan indikasi tersebut perlu keterangan secara langsung dari Mardani. Indikasi pelemparan molotov itu berkaitan dengan pencurian pun menurut Indarto tidak benar, sebab tidak ada kerugian barang hilang dari kediamannya. Indarto mengatakan, hasil pemeriksaannya terhadap sejumlah saksi mata kejadian yakni asisten rumah tangga bernama Kosasih dan seorang Satpam Yayasan Iqro Bekasi bernama Prada diketahui insiden pelemparan molotov itu terjadi pada pukul 03.00 WIB.

"Ada saksi yang melihat dua orang pelaku sekitar pukul 03.00 WIB melempar dua kali molotov, tapi yang kedua tidak tembus ke rumah korban karena keburu diketahui oleh Satpam. Bom itu jatuh di sekitar kebun samping rumah dalam keadaan utuh," katanya.

Usai diteriaki oleh Satpam, para pelaku bergegas melarikan diri melalui kebun belakang rumah korban. Keyakinan keluarga bahwa mereka telah menjadi korban percobaan pengeboman rumah diketahui sekitar pukul 05.30 WIB saat asisten rumah tangga korban membersihkan serakan beling di depan teras rumah korban.

"Dari keluarga korban baru tahu jam 05.20 WIB. Awalnya dikira mainan anak-anaknya Mardani. Baru kemudian Satpam memberitahu ada hubungannya dengan kejadian pukul 03.00 WIB dan mereka lapor ke Polsek Pondokgede," katanya.

Sejam kemudian, dirinya bersama jajaran terkait dari Tim Identifikasi, Satuan Reserse Kriminal dan Intel mendatangi TKP untuk melakukan penyelidikan dengan memeriksa saksi. "Kita juga sedang mencari kamera pengawas (CCTV) di lokasi kejadian guna menyocokan kejadian," katanya.

Saat kejadian, kata dia, Mardani sedang melakukan dinas ke luar daerah sehingga hanya ada dua asisten rumah tangga dan dua putranya di rumah saat kejadian. Indarto menjanjikan akan menangani kasus tersebut secara profesional dan secepat mungkin untuk mengungkap pelaku serta motifnya.

Fauziah Mursid

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement