REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu ekor orangutan bernama Otan akan dikirim ke tempat rehabilitasi di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Translokasi ini sebagai upaya pemerintah melindungi satwa liar yang terancam punah.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indra Exploitasia Semiawan mengatakan, Orangutan Sumatera (Pongo abelii) merupakan satwa liar endemik yang perlu dilestarikan.
"Kondisinya terancam punah," katanya saat ditemui di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tegal Alur yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta, Rabu (18/7).
Populasi Orangutan Sumatera saat ini diperkirakan sebanyak kurang lebih 14.630 individu yang tersebar pada 10 meta-populasi. Berdasarkan hasil perhitungan Population Viability Analysis (PVA), diprediksi bahwa Orangutan Sumatera dan Kalimantan hanya mampu bertahan (viable) sebanyak 38 persen dalam kurun waktu 100 hingga 500 tahun ke depan, dengan syarat ancaman utama kepunahan spesies dapat diminimalisasi.
Percepatan kepunahan keanekaragaman spesies disebabkan oleh kerusakan habitat baik secara alami maupun anthropogenic disturbance serta perburuan dan konflik dengan manusia. Adapun salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan degradasi populasi di habitat alami satwa liar adalah dengan melakukan pengembalian satwa ke habitatnya.
Translokasi Otan akan dilakukan dari PPS Tegal Alur ke Yayasan Ekosistem Lestari Sumatran Orangutan Conservation Programme (YEL-SOCP) di Batu Mbelin Medan, Sumatera Utara. Untuk selanjutnya, Otan akan menjalani rehabilitasi selama beberapa waktu di pusat rehabilitasi orangutan YEL-SOCP, hingga kemudian dapat kembali dilepasliarkan ke habitat aslinya. Menggandeng Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Otan akan dikirim Kamis (19/7) malam ke Bandara Kualanamu Internasional dengan Pesawat Sriwijaya.
Ismutia Rickard relawan JAAN mengatakan, Otan dengan usia yang masih muda diperkirakan membutuhkan waktu tiga tahun untuk rehabilitasi sebelum dilepasliarkan. Sebelum direhabilitasi, Otan akan melalui tahap karantina terlebih dahulu.
"Karena kan di sana ada banyak orangutan lain," ujarnya.