REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Mapolres Indramayu diserang oleh dua terduga teroris pada Ahad (15/7) dini hari. Kedua pelaku yang merupakan suami istri itu dianggap berasal dari jaringan JAD.
"Semuanya mengalir pada JAD," ujar Kapolda Jawa Barat, Irjen Agung Budi Maryoto, saat menggelar jumpa pers di Mapolres Indramayu, Ahad (15/7) sore.
Agung menyebutkan, pelaku penyerangan Mapolres Indramayu berinisial G dan N, warga Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu. Mereka menerobos mapolres dengan mengendarai sepeda motor secara boncengan.
Sebelum menerobos masuk, lanjut Agung, kedua pelaku tampak mondar-mandir sambil terus mengamati ke arah petugas jaga. Polisi yang berjaga pun curiga karena sepeda motor tersebut tak menyalakan lampu.
Baca juga, Dua Orang tak Dikenal Serang Mapolres Indramayu.
Kedua pelaku kemudian menerobos masuk ke dalam mapolres sambil meneriakkan cacian yang bernada menghina kepada petugas. Petugas pun memberikan tindakan tegas dengan melepas tembakan yang mengenai pelaku G, yang mengemudikan sepeda motor.
Diduga merasa kaget, barang bawaan yang dibawa pelaku N kemudian terlepas dan jatuh di dekat pos jaga. Barang tersebut ternyata bom panci. Beruntung, bom low explosive itu tak sempat meledak karena belum dipicu oleh pelaku.
Polisi melakukan pengamanan di gerbang Mapolres Indramayu, Jawa Barat, Ahad (15/7).
Meski terus ditembaki, kedua pelaku sempat lolos dan dilakukan pengejaran. Petugas kemudian berhasil mengamankan mereka. Pelaku G lantas dilarikan ke RS Bhayangkara Losarang Indramayu karena menderita luka tembak. Sedangkan pelaku N diamankan di Mapolres Indramayu.
Sisa bahan peledak milik pelaku ditemukan oleh warga di areal persawahan di Desa Tugu, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu. Benda tersebut dimasukkan ke dalam kaleng dan dibawa dengan keranjang. "Mereka sengaja membuangnya untuk menghilangkan barang bukti,’’ terang Agung.
Bahan peledak tersebut sudah diamankan oleh petugas penjinak bom. Bahan tersebut sama materinya dengan bom panci yang dibawa pelaku ke Mapolres Indramayu, dan sama-sama dibuat oleh pelaku G. "Itu semua low explosive," kata Agung.
Sebelum aksi teror yang terjadi di Mapolres Indramayu, Densus 88 telah lebih dulu mengamankan lima terduga teroris di sejumlah lokasi berbeda di Kabupaten Indramayu. Mereka terdiri dari bapak dan anaknya, AS (43) dan I (16), R (30), M (39) dan Mu (32).
Untuk terduga AS, I, R dan M diamankan pada Sabtu (14/7). Sedangkan Mu diamankan pada Ahad (15/7) dini hari. Terduga teroris AS (43) dan I (16), diamankan di bengkel motor milik AS di Jalan Raya Anjatan, Blok Bernuk, Kecamatan Anjatan. Lokasi bengkel tersebut berada tepat di sisi jalan raya.
Sedangkan terduga R (30) diamankan di sebuah rumah kontrakan di wilayah Desa Sukajati, Kecamatan Haurgeulis. Sementara M (39), diamankan di wilayah Kecamatan Kandanghaur. Untuk terduga Mu, diamankan di Pasar Tulung Agung, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu.
Agung menyebutkan, seluruh terduga teroris yang diamankan di Kabupaten Indramayu merupakan jaringan JAD. Mereka semua pun terkait dengan peristiwa bom di Surabaya maupun kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua beberapa waktu lalu. "Target sasarannya memang polisi," tukas Agung.
Agung memastikan, polisi akan terus mengejar para pelaku teror khususnya yang ada di wilayah hukum Jawa Barat. Hal itu untuk memberi rasa aman pada masyarakat.