Ahad 15 Jul 2018 09:38 WIB

Menengok Asrama PPLP NTB Tempat Zohri Tinggal

Di asrama ini, para atlet tinggal jauh dari keluarga demi menggapai sebuah cita.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Agus Yulianto
Kepala Asrama PPLP NTB, Nurhawan, berdiri di depan kamar Lalu Muhammad Zohri semasa tinggal di asrama.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Kepala Asrama PPLP NTB, Nurhawan, berdiri di depan kamar Lalu Muhammad Zohri semasa tinggal di asrama.

REPUBLIKA.CO.ID, Nama Lalu Muhammad Zohri menjulang tinggi usai menjuarai Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia, untuk nomor 100 meter putra. 

Ratusan orang mendatangi rumahnya di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Usai menyelesaikan pendidikannya di SMP 1 Pemenang, Zohri lulus tes seleksi menjadi anggota Pemusatan Pendidikan Latihan dan Pelajar (PPLP) NTB pada 2016. 

Sejak saat, remaja berusia 18 tahun itu tinggal di asrama PPLP NTB di Jalan Prasarana, Mataram, NTB. PPLP merupakan tempat berkumpulnya para atlet pelajar terpilih dari berbagai wilayah di NTB. Di asrama ini, para atlet tinggal jauh dari keluarga demi menggapai sebuah cita: prestasi di masa depan.

Republika.co.id, menyambangi asrama PPLP NTB pada Sabtu (14/7) siang. Lokasi asrama sangat mudah ditemui lantaran letaknya yang berada cukup strategis di Kota Mataram. Dari Kompleks Islamic Center NTB yang menjadi bangunan ikonik NTB, jarak menuju asrama PPLP NTB sekira 1,5 meter menuju Jalan Pemuda hingga akhirnya bertemu lapangan Lawata. Lokasi asrama PPLP NTB tetap berada di belakang lapangan Lawata.

Kondisi fisik bangunan yang didominasi warna biru tampak cukup baik saat dilihat dari kejauhan. Begitu masuk ke dalam, kondisi cat yang sudah mulai terkelupas hingga retaknya beberapa sisi dinding menjadi pemandangan yang tak terelakkan. 

photo
Suasana Asrama Pemusatan Pendidikan Latihan dan Pelajar (PPLP) NTB di Jalan Prasarana, Mataram, NTB, Sabtu (14/7).

Terdapat 14 kamar di asrama PPLP NTB, dengan pembagian satu kamar untuk tiga orang. Cukup wajar jika melihat kondisi kamar yang cukup luas. Asrama ini menampung lebih banyak atlet perempuan. Untuk asrama atlet laki-laki berada di sebelah barat dari Asrama PPLP NTB yang di Jalan Prasarana ini. Asrama laki-laki hanya memiliki tujuh kamar, masing-masing kamar untuk dua orang.

Tak ada aktivitas berarti di Asrama PPLP NTB siang ini. Para atlet memilih beristirahat sejenak sebelum akan kembali berlatih pada sore hari. 52 atlet dari lima cabang olahraga yakni atletik, taekwondo, pencak silat, voli indoor, dan voli pantai tinggal di sini. Seleksi ketat diberlakukan guna mendapat bibit-bibit andal di masa depan.

"Tahun lalu ada sekitar 100 pelajar yang ikut seleksi, yang diterima hanya 31 pelajar," kata Awan saat berbincang dengan Republika.co.id, di Asrama PPLP NTB, Sabtu (14/7).

Selama dibina PPLP NTB, para atlet mendapat tanggungan beasiswa sekolah, konsumsi tiga kali sehari, perlengkapan latihan, hingga uang saku sejumlah Rp 600 per bulan. Awan, begitu ia akrab disapa, mengatakan, para atlet yang diterima di PPLP NTB tak bisa berleha-leha begitu diterima. Pasalnya, PPLP NTB memberlakukan sistem promosi-degradasi bagi atlet yang dianggap berprestasi dan tidak berprestasi. Kebijakan ini dibuat guna memacu para atlet untuk lebih semangat berlatih.  

Awan menyampaikan, ada 16 pelatih di PPLP NTB, di mana lima pelatih untuk cabor atletik. Sarana berlatih para atlet, selain di lapangan Lawata depan asrama juga di gelanggang olahraga (GOR) Turida. Menurutnya, perbaikan lapangan perlu menjadi perhatian banyak pihak. Ia sedikit iri dengan fasilitas olahraga daerah lain seperti saat berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Waktu ke Jogja, di Bantul, Sleman (Maguwoharjo), bagus-bagus di sana, rumputnya juga bagus. Kapan NTB seperti ini. Kita luas lapangannya mungkin standar, tapi perawatannya yang kurang," lanjutnya. 

Awan mengaku, kerap mengingatkan para atlet untuk selalu bersyukur. Selain meningkatkan kemampuan fisik, PPLP NTB juga menyiapkan guru ngaji, guru les bahasa Inggris, dan tukang pijat khusus. Kebersamaan dibangun dengan menjalankan shalat berjamaah di mushala asrama. Kekuatan mental, kata dia, perlu ditekankan agar para atlet terjaga kondisi psikologisnya. 

"Tugas saya mengawasi anak-anak dari segi makanan, bangunin shalat Shubuh, kalau malam cek siapa yang belum datang," kata dia.

Kewajiban ini membuat Awan sangat mengerti dengan kebiasaan para atlet, termasuk Zohri yang mulai bergabung di PPLP sejak 2016.

"Sering saya marahin, bandel sih enggak tapi males bangun pagi. Sekolahnya juga males, sampai sekolah kadang malah tidur, tapi dia luar biasa, begitu latihan baru semangat," ucap Awan. 

Awan menjelaskan, Zohri saat di asrama tinggal bertiga dalam satu kamar bersama rekannya yang lain. Kamarnya saat ini ditempati para atlet putri. Zohri mulai meninggalkan rekan-rekannya pada awal tahun untuk bergabung dengan pelatnas atletik di Jakarta. 

"Sebelum dia pergi ke Jakarta, saya cuma bilang tetap berlatih jangan cepat puas," ungkapnya. 

Meski tahu bakat Zohri, Awan tidak pernah menyangka Zohri akan menang di Finlandia. Pasalnya, Zohri memulai lomba pada urutan ke delapan, suatu hal yang sangat sulit dilakukan atlet mana pun. 

"Kaget, dari foto start lintasan delapan jaranglah yang bisa juara, tahu-tahu dia bisa. Saya terus lihat fotonya, menangis. Zohri istilahnya ada faktor alam, bakat alam dari cara dia latihan sudah kelihatan," katanya. 

Awan berharap, keberhasilan Zohri menjadi pemantik motivasi bagi para atlet di PPLP NTB untuk bisa juga berprestasi. Awan juga memiliki harapan agar pencapaian Zohri diimbangi dengan adanya perhatian lebih kepada PPLP NTB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement