Jumat 13 Jul 2018 14:27 WIB

Lalu Zohri, Manusia Tercepat dari Desa Pemenang

"Momen bersejarah!" Begitu laman IAAF menilai kemenangan Zohri

Sprinter Indonesia, Lalu Muhammad Zohri
Foto: Google/Galamedia
Sprinter Indonesia, Lalu Muhammad Zohri

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhammad Nursyamsi, Bambang Noroyono

Herman Heri (52 tahun) tidak akan pernah melupakan sosok Lalu Muhammad Zohri (18 tahun). Selain karena bertetangga di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Herman memiliki kenangan lain.

Ia kerap mendapati Zohri sedang berlatih berlari dari kediaman di sekitar area penyeberangan Bangsal menuju Tiga Gili. Berbekal perlengkapan seadanya, Zohri tekun berlari menelusuri jalur demi jalur yang jauh dari ideal.

"Latihannya kadang di lapangan. Seringnya di pantai enggak pakai sepatu," kata Herman. Pernyataan Herman merupakan respons atas pertanyaan Republika ihwal prestasi sensasional Zohri di kancah internasional.

Zohri sukses menjadi manusia tercepat di lintasan lari 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia, Rabu (11/7) waktu setempat. Ia menyelesaikan lomba dengan waktu 10,18 detik, menumbangkan dua pelari junior sekaligus unggulan asal Amerika Serikat (AS), Anthony Schwartz dan Eric Harisson.

Tak ayal, rumah Zohri pun mendadak ramai didatangi warga sekitar ataupun pewarta dari berbagai media. Rumah itu, menurut pantauan Republika, jauh dari layak. Bangunan rumah setara tipe 21 itu hanya ditutupi asbes dan genteng yang sudah rapuh. Dinding rumah bukanlah dari semen, melainkan hanya dari anyaman bambu. Di depan ada dipan untuk duduk bersama.

Kemudian, di dalam rumah peralatan tidur dan perlengkapan rumah tangga tampak berserakan. Kendati hidup dalam keterbatasan, Zohri tak pernah mengeluh. Menurut Herman, Zohri tetap berusaha keras berlatih agar menjadi pelari andal. "Anaknya biasa-biasa aja, gak neko-neko," katanya.

Kakak Zohri, Fazilah, menyatakan, sampai sekarang sang jawara masih tinggal di sana. Menurut Fazilah, rumah itu selalu disinggahi apabila Zohri kembali. "Kami sudah pernah mengajukan bantuan ke kepala desa dulu, tapi nama kami tidak pernah keluar," katanya terkait kondisi rumah peninggalan kedua orang tuanya.

Meskipun masih menempati rumah itu, anak bungsu dari empat bersaudara itu sesekali juga tinggal bersama saudara yang lain. Putra pasangan almarhum Lalu Ahmad Yani dan almarhumah Saeriah itu bercita-cita memperbaiki rumah di kampung halamannya jika telah mencapai kesukesan. Zohri, menurut Fazilah, berencana membeli tanah di luar Dusun Karang Pangsor jika sudah mampu.

"Kami tidak pernah mengetahui masalah pribadi Lalu. Dia tidak ingin menyusahkan kakak-kakaknya atau keluarganya yang lain. Dia akan berusaha sendiri selama dia mampu," ujar kakak sulung itu.

Sebelum meninggal, ayah Lalu Muhammad Zohri pernah mendoakan agar putranya selalu sukses mencapai cita-citanya. Doa almarhum pun terkabul. Berkat perjuangan keras, Zohri sukses menjuarai nomor lari 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia. "Sangat bangga terhadap apa yang saya dapatkan hari ini. Ini sangat luar biasa bagi saya," kata Zohri.

Sosok Zohri jelas bukan unggulan di nomor final 100 meter. Dalam lintasan atletik, para pelari tercepat di babak kualifikasi hingga semifinal akan ditempatkan di lintasan bagian tengah (nomor 4 dan 5). Namun, secara mengejutkan, Zohri melesat dari lintasan paling tepi (8) sejak start hingga finis.

"Momen bersejarah!" Begitu laman Federasi Atletik Interna sional (IAAF) menilai kemenangan Zohri di lintasan atletik di Tampere. Catatan waktu 10,18 detik itu pun memecahkan rekor nasional 10,25 detik yang juga tercatat atas namanya.

photo
Baiq Fazilah memamerkan sejumlah medali yang diraih adiknya, Lalu Muhammad Zohri.

Apresiasi

Apresiasi demi apresiasi pun bermunculan merespons keber hasilan Zohri di Tampere, Finlandia. Presiden Joko Widodo melalui akun Twitter resmi, kemarin, mengucapkan selamat atas prestasi Zohri yang sangat membanggakan.

"Berlomba bukan sebagai unggulan, Lalu Muhammad Zohri membuktikan: Indonesia bisa memberi kejutan. Ia Juara Dunia lari 100 meter di kejuaraan dunia atletik IAAF U-20 di Finlandia, kemarin," tulis Presiden.

Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Asrorun Niam Sholeh menyebut Zohri sebagai pemuda hebat yang telah mengharumkan bangsa dengan prestasi. Menurut Sholeh, Zohri memiliki potensi luar bisa yang mampu diolah dengan benar.

"Pemuda hebat bisa dari berbagai bidang, termasuk skill (kemampuan) berlari yang dengan pembimbingan yang baik akan melahirkan prestasi," ujar Asrorun yang mengaku merinding saat menyaksikan video detik-detik kemenangan Zohri.

Pemerintah Kabupaten Lombok Utara telah menyiapkan hadiah istimewa bagi Zohri sepulang dari Finlandia. Satu unit rumah akan menjadi ganjaran. Selain rumah, Bupati Lombok Utara Najmul Ahyar menyebut Pemkab Lombok Utara juga berencana melakukan penyambutan khusus.

"Kepastian kedatangan Zohri di Lombok Utara masih tentatif. Namun, prinsipnya kita senang dan terharu dengan pencapaian prestasi warga Lombok Utara yang bisa mengharumkan Indonesia di pentas dunia," kata Najmul menambahkan.

Meski demikian, penilaian berbeda disampaikan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Tigor Tanjung. Menurut Tigor, Zohri masih muda dan memiliki masa depan cemerlang. Oleh karena itu, dia meminta publik jangan membebani Zohri dengan target yang terlalu tinggi pada Asian Games 2018. "Di Asian Games nanti kita minta dia fokus di 4 x 100 meter putra. Untuk nomor 100 meter biar sejalan saja," kata Tigor kepada Republika di Jakarta, kemarin.

Apalagi, menurut Tigor, catatan waktu Zohri berada di bawah pelari Cina dan Qatar yang mampu menembus 100 meter di bawah 10 detik. Sementara saat final di Tampere, catatan waktu Zohri mencapai 10,18 detik. "Kita yang ada di sekelilingnya harus membantu. Jangan dibebani target," ujar Tigor.

Dia menilai Zohri telah memahami instruksi pelatih dan konsultan asal Amerika Serikat (AS) dengan baik. Terbukti, catatan waktu Zohri terus meningkat sejak heat (penyisihan) 10,30 detik hingga menembus 10,18 detik pada final. n antara/fitriyanto ed: muhammad iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement