REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pemeriksaan sumur resapan tak hanya dilakukan di industri dan gedung-gedung mewah perkantoran di Jalan Sudirman-Thamrin. Inspeksi terhadap sumur resapan rencananya juga akan dilakukan di kawasan perumahan.
"Kami sudah mulai dengan melakukan inspeksi di kantor-kantor kemudian di perindustrian dan nantinya juga di perumahan," kata dia, Kamis (12/7).
Namun, Anies masih enggan menyebut di mana dan perumahan mana yang akan diinspeksi. "Ini kita gunakan tiga tahap, pertama perkantoran, industri, itu dalam dua minggu selesai dan baru rumah," ujar dia.
Anies mengatakan, penggunaan air tanah merupakan salah satu masalah utama di Jakarta. Dari mulai perumahan, gedung-gedung perkantoran hingga industri, hampir semua menggunakan air tanah. Penggunaan yang berlebihan inilah menyebabkan penurunan muka tanah cukup signifikan.
Eks mendikbud itu menyebut, rata-rata per tahun penurunan muka tanah mencapai 7,5 sentimeter. Bahkan, kata Anies, beberapa wilayah penurunannya mencapai 17 sentimeter. Sementara 40 persen wilayah Ibu Kota berada di bawah permukaan air laut.
Anies mengajak semua pihak mulai swasta hingga rumah tangga untuk mengubah cara mendapatkan air dan cara membuangnya. Ia meminta semua pihak menyadari bahwa air digunakan harus dikembalikan ke tanah melalui sumur resapan di masing-masing tempat.
Menurutnya, tujuan dari inspeksi sumur resapan dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) terhadap gedung perkantoran, industri dan direncanakan untuk perumahan bukan semata untuk menyanksi. Ia ingin ada perubahan pola berpikir dari masyarakat bahwa penggunaan air tanah yang terkontrol menjadi penting untuk menjaga keberlangsungan hidup.
"Kita membutuhkan kesadaran bahwa air sekarang ini di Jakarta termasuk kritis sekali, jadi kita semua harus mulai mengurangi penggunaan air sumur dan baik industri dan lain-lain menggunakan bukan dari air tanah," katanya.