Sabtu 07 Jul 2018 03:43 WIB

Gelombang Tinggi, Nelayan Cirebon Jadi Kuli Bangunan

Gelombang tinggi membuat nelayan tak dapat melaut.

Nelayan
Foto: Eric Ireng/Antara
Nelayan

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Nelayan Cirebon, Jawa Barat, beralih profesi sementara menjadi kuli bangunan, kuli aspal dan lainnya karena adanya angin kencang yang menyebabkan gelombang tinggi. Gelombang tinggi membuat para nelayan tidak bisa melaut

"Saya memiliki 20 orang pekerja di kapal dan mereka memilih bekerja di darat sebagai kuli bangunan, pengaspal dan lainnya," kata seorang nelayan Warkuto di Cirebon, Jumat (6/7).

Menurut Warkuto, anak buahnya beralih pekerjaan, karena cuaca di perairan Cirebon sedang tidak baik. Saat ini, terjadi gelombang tinggi dan angin kencang. Kapal para nelayan, lanjut Warkuto, saat ini semuanya hampir disandarakan di muara sungai, ini karena mereka tidak bisa melaut.

Di sungai yang berbatasan langsung dengan Laut Cirebon itu, terlihat ratusan perahu nelayan yang bersandar dan tidak dioperasikan. Perahu berjajar dari muara sungai, hingga wilayah yang paling dangkal. "Jumlahnya sekitar 350 perahu," tuturnya.

Warkuto lebih memilih untuk memperbaiki jaring yang biasa ia gunakan, karena angin saat ini cukup kencang. Sehingga, kondisi tersebut cukup membahayakan nelayan kecil seperti dirinya. 

Angin kencang akan berpengaruh terhadap arus laut. Jika ia memaksakan diri menangkap ikan dengan kondisi itu, besar kemungkinan perahunya tidak kuat untuk menahan dan membuatnya terbalik.

Di tempat yang sama nelayan lain, Tohari mengatakan angin kencang yang melanda Cirebon saat ini, membuatnya juga memilih bersandar dibanding melaut. "Kalau angin kencang seperti saat ini susah juga untuk menangkap ikannya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement