REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengimbau masyarakat tetap tenang dan gelisah menghadapi Gunung Agung di Bali yang kembali erupsi. Dia mengklaim, mitigasi fenomena alam tersebut sudah baik.
"Masyarakat harus belajar dari kebiasaan sebuah lingkungan, jadi Gunung Agung mesti diikuti dari waktu ke waktu," ujar Moeldoko di Universitas Terbuka, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (3/7).
Mantan panglima TNI tersebut menyebut, pemerintah melalui Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) terus memantau dan mendeteksi perubahan fenomena Gunung Agung dengan baik. Informasinya terus di-update dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.
"Untuk itu masyarakat tidak perlu gelisah, turis juga tidak perlu gelisah karena itu kejadian alam yang dideteksi dengan baik, yang bisa dimitigasi dengan baik," kata dia.
Mantan panglima TNI itu meminta masyarakat dan wisatawan tidak mudah terpengaruh dengan kabar yang belum jelas kebenarannya. Informasi yang diterima sebaiknya dari sumber terpercaya. "Sehingga imbauan saya cukup waspada tapi jangan berlebihan, jangan lagi wisatawan terpengaruh dan seterusnya, karena selama ini membuktikan Gunung Agung kehadirannya juga belum berimplikasi luar biasa," ucap Moeldoko.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, erupsi Gunung Agung pada Senin malam melontarkan lava pijar hingga 2 kilometer. Tak hanya itu, diawali dengan dentuman besar lalu terlontarnya lava pijar, erupsi Gunung Agung juga memicu abu vulkanik melonjak tinggi sekitar 2.000 meter dari atas puncak kawah.
"Beberapa menit berselang, lontaran lava pijar membubung kemudian menuruni lereng sampai menyebabkan hutan di puncak Gunung Agung terbakar," kata Sutopo.
Sesaat setelah erupsi dan lava pijar terlontar menuruni lereng, pengamatan visual pun menunjukkan kolom abu vulkanik berwarna kelabu. Intensitas abu vulkanik pun tebal dengan pergerakan angin mengarah ke barat.
"Erupsi Gunung Agung Senin malam ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi erupsi sampai dengan 7 menit 21 detik," demikian laporan dari Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Agung.