REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantu berantas wabah penyakit chikungunya di Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok, Ahad (1/7).
"Bantuan yang diberikan berupa pengambilan sampel nyamuk aedes aegipty, serta pemeriksaan darah terhadap warga yang terindikasi terkena chikungunya," ujar Kepala Seksi Advokasi KLB Bidang Survailans Epidomologi Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Jakarta, Roeberji.
Roeberji mengatakan, kedatangan tim dari Kemenkes berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mengenai adanya penyakit chikungunya yang menyerang warga. Tim segera mendatangi lokasi dan memfasilitasi pemeriksaan laboratorium. Terdapat laporan 11 sampel suspect chikungunya.
"Ketika kami periksa, tujuh di antaranya positif. Karena itu, kami perlu tahu kejadian di lapangan seperti apa untuk menentukan langkah pencegahan," tuturnya.
Menurut Roeberji, butuh penelitian lebih lanjut untuk melakukan pengendalian nyamuk chikungunya. Hal tersebut untuk menentukan langka pencegahan yang efektif dilakukan untuk menekan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk tersebut.
"Karena berdasarkan penelitian, nyamuk-nyamuk sudah kebal dengan pengasapan atau fogging. Selain itu, fogging tidak efektif jika tidak dilakukan sesuai dengan waktu hidup nyamuk, di situ masih banyak warga yang keliru, kami juga sekaligus memberikan edukasi kepada warga," jelasnya.
Roeberji menambahkan, tidak ada cara yang lebih ampuh selain menjaga kebersihan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk. Penerapan 3M, menutup, menguras, dan mengubur masih menjadi cara jitu untuk pencegahan penyebaran penyakit chikungunya yang dapat dilakukan secara mandiri.
"Ketika kami periksa 11 orang yang suspect chikungunya keadaan rumahnya sangat berpotensi adanya jentik nyamuk. Jadi kami juga sosialisasi untuk selalu menjaga kebersihan, terutama di dalam bak penampungan air dan membersihan tumpukan barang-barang yang tidak terpakai," pungkasnya.