REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jajaran komisaris dan direksi PT Semen Padang bersama petinggi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Sabtu (30/6) melakukan kunjungan ke kediaman Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno di Jalan Taman Patra V Kuningan.
Kunjungan tersebut sebagai bagian dari halalbihalal manajemen BUMN semen yang berkantor pusat di Padang pada hari raya Idul Fitri 1439 H. Hadir pada halalbihalal tersebut Dewan Komisaris PT Semen Padang Werry Darta Taifur dan Khairul Jasmi. Dari jajaran direksi Direktur Utama Yosviandri, Direktur Operasional Firdaus dan Direktur Keuangan Tri Hartono Rianto.
Dalam siaran pers PT Semen Padang yang diterima Republika Online, Menteri BUMN Rini M Soemarno walau dalam suasana halalbihalal tetap meminta manajemen pabrik semen tertua di Indonesia untuk meningkat kinerjanya. “Bagaimana Semen Padang? Tingkatkan terus kinerja ya,” katanya.
Menurut Direktur Utama Yosviandri, di tengah persaingan yang tajam industri persemenan nasional, perseroan saat ini sedang giat memperdalam dan memperluas pasar di Sumatera. “Dalam holding Semen Indonesia Group, PT Semen Padang mendapat penugasan untuk fokus menggarap pasar Sumatera. Di Sumatera PT Semen Padang masih menjadi market leader dengan market share di atas 42- 44 persen,” katanya.
Yosviandri mengakui, sebagai dampak persaingan dalam lima tahun terakhir kinerja PT Semen Padang mengalami penurunan. “Saat ini PT Semen Padang juga menghadapi sejumlah tantangan, diantaranya over supply dimana rata–rata produksi semen hanya diserap sebesar 66 persen. Sekarang industri semen Cina tengah gencar masuk dan melakukan penetrasi ke pasar Indonesia. Termasuk ke wilayah Sumatera,” ujarnya.
Menurut mantan Direktur Pemasaran PT Semen Indonesia, PT Semen Padang harus terus berupaya untuk menghadapi tantangan tersebut dengan meningkatkan daya saing. “Di balik tantangan itu perseroan juga memiliki peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik,” katanya.
Salah satu peluang tersebut adalah pembangunan jalan tol Padang – Pekanbaru sepanjang 140 km yang akan digarap PT Hutama Karya dan peluang program dana desa di Sumatera Barat yang nilainya mencapai Rp 40 miliar yang digunakan untuk pembangunan fisik yang pasti membutuhkan semen.
“Manajemen PT Semen Padang berharap dapat melewati tantangan dan mampu menangkap peluang – peluang tersebut sehingga kembali bisa survive di tengah sengitnya persaingan,” kata Yosviandri.
PT Semen Padang adalah perusahaan semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara berdiri sejak 18 Maret 1910 di Kota Padang. BUMN ini pada 2017 memproduksi semen sebanyak 7,4 juta ton dan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 498,76 miliar lebih. Laba 2017 ini turun dari laba tahun 2016, sebesar Rp 723 miliar.