Rabu 27 Jun 2018 14:14 WIB

Usai Nyoblos, Deddy Pantau Quick Count di Bandung

Deddy dan istri berangkat ke Bandung usai nyoblos di TPS Pondok Gede

Rep: Fergi Nadira/ Red: Bilal Ramadhan
Calon Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Calon Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Usai menggunakan hak pilihnya dengan menyoblos surat suara di tempat pemungutan suara (TPS) 61 perumahan Jatiwaringin Asri, Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi, calon Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar langsung berangkat ke Bandung. Deddy bersama sang istri dan rombongannya berangkat sekitar pukul 10.10 WIB setelah sebelumnya pada 09.30 WIB menyoblos.

Di Bandung, Deddy dan rombongan akan berkumpul dengan tim pemenangan dirinya dan calon wakil gubernur Deddy Mulyadi serta juga memantau hasil perolehan suara sementara dari hasil perhitungan cepat atau quick count siang ini.

"Setelah ini (pencoblosan), insya Allah saya akan ke Bandung. Kita sama-sama saksikan, nanti jam 14.00 WIB mulai ada quick count," ujar Deddy di rumahnya di Pondokgede, Bekasi, Rabu (27/6).

Deddy juga menyebut akan memersiapkan diri untuk menyambut kemenangan dirinya dan pasangannya, Dedi Mulyadi. Menurutnya menyiapkan kemenangan, lebih sulit dibandingkan dengan menyiapkan kekalahan.

"Sekaligus di perjalanan menyiapkan kemenangan sebab harus siap menang. Yang repot itu menyiapkan kemenangan secara mental ya," ujar Deddy.

Sebelum berangkat ke Bandung, Deddy sempat bersantai di teras rumahnya bersama istri dan kerabatnya. Mereka bersantai setelah mencoblos terlebih dahulu di TPS 61.

Dalam survei yang dilakukan secara internal oleh pihaknya maupun survei eksternal oleh lembaga survei, paslon nomor urut empat Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi menang. Dari situ, pihaknya mengawal kemenangan melalui survei-survei yang telah dilakukan.

"Alhamdulilah kita sudah menang dilihat dari survei yang dilakukan beberapa lembaga eksternal dan internal. Cuma, bagaimana sekarang mengawal kemenangan ini," kata dia.

Pertama, kata dia, masyarakat maupun anggota panitia pencoblosan mengawasi TPS agar tidak terjadi kecurangan. Berbagai antisipasi yang menimbulkan kecurangan harus siap digencarkan. "Jangan sampai, semisal KTP palsu harus diantisipasi," ujarnya.

Selain itu, perhitungan suara di TPS jangan sampai ada penggelembungan suara di dalamnya. Sehingga, kertas-kertas yang tidak terpakai dan masyarakatnya tidak berpartisipasi disalahgunakan.

"Pemungutan suara dikawal mulai dari tingkat kecamatan sampai ke TPS-TPS. Juga antisipasi informasi teknologinya yang ada di KPU, jangan sampai ada masuknya unsur-unsur manipulasi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement