REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan pejabat Indonesia yang datang ke Israel bisa memicu kegaduhan. Terlebih hal itu terjadi berdekatan dengan kontestasi politik di depan mata, seperti Pilkada serentak, Pilpres, dan Pileg.
"Tentu disayangkan kalau ada tindakan elit yang menimbulkan kontroversi dan membuat kegaduhan politik," kata Bamsoet di sela Gelar Griya Idul Fitri 2018 di rumah dinas Widya Chandra, Jakarta, Jumat (15/6).
Bagi Bamsoet, kunjungan Yahya itu justru memicu situasi yang tidak kondusif. "Harusnya kita memiliki kesadaran sama untuk situasi kondusif jelang pesta demokrasi," kata dia.
Persoalan kunjungan ke Israel itu sendiri merujuk pada tindakan Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf yang memenuhi undangan untuk datang ke negara Zionis itu. Tindakan itu memicu polemik di dalam negeri dalam beberapa waktu terakhir.
Kunjungan Yahya ke Israel terdiri dari sejumlah agenda seperti menjadi pembicara di forum American Jewish Committee (AJC) Global Forum dan mengisi kuliah umum di The Truman Institute di Israel. Beberapa hari setelah itu, dia melanjutkan serangkaian acara di Israel untuk bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Netanyahu mengunggah pertemuannya dengan Yahya lewat akun Twitter resminya. Unggahan itu juga memicu reaksi beragam dari warganet dan juga masyarakat Indonesia.