Jumat 15 Jun 2018 10:43 WIB

Agung Laksono: Kepindahan Titiek Hal Biasa

Agung tetap menyesalkan kepergian Titiek sebagai putri mantan Presiden Soeharto

Rep: Ali Mansur/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono (kanan) berada dalam mobil usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/1).
Foto: Antara/Reno Esnir
Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono (kanan) berada dalam mobil usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono menegaskan bahwa kepindahan politkus senior Partai Golkar Titiek Soeharto ke Partai Berkarya bukan hal yang liar biasa. Sebab berganti kendaraan dalam berpolitik sudah biasa dan bagian dari dinamika politik. Bahkan kepindahan putri Soeharto itu tidak akan mempengaruhi elektabilitas Partai Golkar.

"Kepindahannya bukan sesuatu yang luar biasa. Apalagi jaman era politik di zaman now ini, sebagai dinamika politik dan kebebasan individu memilih kendaraan politiknya," jelas Agung Laksono, saat ditemui di kantor DPD I Partai Golkar DKI Jakarta, di Jakarta Pusat, Jumat (15/6).

Apalagi selama ini Titiek Soeharto tidak meninggalkan elektabilis partai secara struktural, elektabiltas itu harus kerja secara komperhensif. Maka dengan demikian, dia meminta agar para kader tidak perlu khawatir dengan migrasinya Titiek ke partai Keluarga Cendana tersebut.

Hanya saja, Agung Laksono merasa menyesalkan kepindahan Titiek Soeharto. "Karena dia merupakan anak biologis dari mantan presiden yang juga menjadikan Partai Golkar sebagai partai politik," tambahnya.

Bahkan, lanjut Agung Laksana, walaupun Titek Soeharto meninggalkan Partai Golkar, tapi Agung yakin para kader tetap menjaga partai berlambang Beringin tersebut. Sehingga, kata Agung Laksono, partai ini tetap tumbuh dan menang dalam kontestasi politik. "Golkar ini tetap kami bina, tetap kami rawat karena ini buah ideologis pak Harto," tegasnya.

Sebelumnya, Titiek memutuskan untuk pindah ke Partai Berkarya dengan alasan kondisi ekonomi bangsa kian mencekik, pekerja menganggur, justru negara dibanjiri Tenaga Kerja Asing. Di sisi lain, penyelundupan narkoba yang berton-ton jumlahnya yang sudah pasti bisa menghancurkan bangsa Indonesia.

"Sungguh sangat menyedihkan pemerintah tidak sedikitpun berkomentar tentang hal ini. Saya ingin menjerit untuk protes dan menyuarakan hati nurani rakyat. Tapi saya tidak dapat melakukan hal itu. Karena saya sebagai orang Golkar. Partai pendukung Pemerintah," kata Titiek

Sebelumnya, Titiek Soeharto mengaku, keputusannya keluar dari partai yang membesarkannya karena tidak nyaman dengan fatsun politik Partai Golkar. Bahkan Titiek juga menegaskan dirinya tidak tahan melihat fenomena 'asal bapak senang' kepada Pemerintah yang menurutnya sudah kebablasan.

Titiek berpendapat seharusnya Partai Golkar harus tetap rasional dan lebih bijak dalam memberi masukan kepada setiap kebijakan pemerintah. "Seharusnya Golkar sebagai partai besar, sebagai pendukung dan sahabat yang baik harus bisa memberi masukan," ucap Titiek.

Selain itu, Titiek Soeharto juga menilai, sikap mantan partainya itu sudah kebablasan dengan membiarkan pemerintah gagal sejahterakan rakyat. Tidak hanya itu hati nuraninya sangat ingin memberontak dan mengungkapkan apa yang menjadi jeritan konstituennya.

"Saya memutuskan untuk mundur dari Partai Golkar dan memilih memperjuangkan kepentingan rakyat melalui Partai Berkarya," kata Titiek Soeharto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement