Selasa 05 Jun 2018 11:02 WIB

PAN: Kunjungan Amien Rais ke Rizieq adalah Kunjungan Sahabat

Politikus PAN menilai sudah menjadi kebiasaan Amien Rais mengunjungi sahabatnya.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bayu Hermawan
Drajad Wibowo
Foto: Republika/Prayogi
Drajad Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Drajad Wibowo, mengatakan, pertemuan antara Amien Rais, Prabowo Subianto, dan Habib Rizieq Shihab (HRS) merupakan pertemuan antarsahabat. Ia mengatakan, sudah menjadi kebiasaan Amien Rais untuk mengunjungi sahabat-sahabatnya.

"Pak Amien bukan pertama kalinya (bertemu HRS). Beliau memang terbiasa mengunjungi sahabat-sahabatnya, datang ke rumah, tidak pandang bulu," kata Drajad pada Republika, Senin (4/6).

Apalagi, tambahnya, HRS adalah sahabat yang tidak bisa pulang ke Tanah Air. Sehingga, wajar jika Amien menyempatkan waktu untuk berkunjung. Kalaupun tidak bersama dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan tokoh 212 lainnya, Amien biasanya akan tetap berkunjung.

Drajad mengatakan, pertemuan di Arab Saudi itu memang membahas banyak hal selayaknya ketika para sahabat bertemu. Pembicaraan tentang agama dan politik tidak pernah terhindarkan. "Pembicaraan politik dan agama itu tidak terhindarkan, pembicaraan tentang macam-macam, kemarin dibicarakan juga bahwa Habib bilang segera saja diwujudkan koalisinya. Habib kan jelas dari dulu tidak pada Pak Jokowi," kata dia.

Drajad mengatakan, kunjungan-kunjungan seperti ini memang dapat menguatkan kesolidan, keakraban, juga dari sisi perasaan menjadi makin mengerucut. Namun, tetap ada proses dan langkah-langkah yang harus dilalui dari sisi formal sebagai partai. Proses pembentukan koalisi dinilainya tidak mudah karena masing-masing partai harus memperhitungkan berbagai hal. HRS memang telah meminta agar pembentukan koalisi harus disegerakan. Namun, prosesnya tetap dikembalikan pada kebijakan masing-masing pemangku kepentingan.

"Seperti PAN itu harus rakernas dulu, menjajaki pasangan-pasangan calon. PAN juga harus menengok konstituen, kader-kader di wilayah," ujarnya.

Drajad menyampaikan strategi untuk pembentukan koalisi tahun ini memang rumit. Hal tersebut karena tahun politik juga berisi pemilihan legislatif. PAN harus memperhitungkan pihak mana yang tidak mencederai harapan kader di wilayah yang ingin maju untuk legislatif.

"Memang untuk Pemilu 2019 ini memang tidak mudah membuat skenarionya karena pilpres dan pileg bersama-sama. PAN dan partai lain harus menghitung capres-cawapres tertentu bagaimana dampaknya pada pileg," kata dia.

Sebab, sebagian besar kader partai memiliki tujuan legislatif, baik untuk pemerintahan pusat, kota, maupun kabupaten. Hanya elite partai yang menuju eksekutif. Sebagian besar anggota partai di daerah tidak ingin kehilangan kesempatan di legislatif jika memilih calon yang kurang tepat.

Sehingga, Drajad menegaskan bahwa PAN harus konsultasi terlebih dahulu dan secara mendalam dengan kader-kader di daerah terkait mana yang berpeluang meningkatkan kesempatan, baik di legislatif maupun eksekutif. Menurut dia, PAN baru dapat bergerilya lagi setelah bulan Ramadhan. Seperti rakernas yang kemungkinan paling cepat digelar Juli, juga aktif konsultasi ke daerah-daerah.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo bersilaturahim dengan Habib Rizieq di Makkah. Mereka berbincang santai dan sempat melakukan perbincangan terbatas. Anggota Dewan Kehormatan PAN, Dradjad Wibowo, mengatakan bahwa pertemuan ketiga tokoh tersebut berlangsung pada pukul 15.00 waktu Makkah.

Baca juga: FPI: Pertemuan HRS, Prabowo, Amien Bahas Rekomendasi PA 212

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, pertemuan antara Prabowo Subianto, Amien Rais, dan Habib Rizieq Shihab adalah sesuatu yang wajar. Menurut dia, siapa pun boleh saja bertemu dengan Habib Rizieq Shihab.

"Politik itu pasti dibahas, juga silaturahim politik itu perlu," kata Hendri pada Republika.co.id, Senin (4/6).

Apalagi, tambahnya, HRS memiliki pendukung yang jumlahnya tidak sedikit sehingga membuatnya diperhitungkan. Menurut survei Kedai KOPI, HRS muncul sebagai tokoh yang dinilai sebagai pemimpin umat. Namanya muncul di urutan pertama diikuti oleh sejumlah ulama termasuk Ustaz Abdul Somad. Sehingga, pertemuan antara tokoh politik Indonesia dan HRS adalah sesuatu yang wajar.

"Wajar mereka bertemu, bahkan jika (Presiden) Jokowi mau pun ya bisa bertemu tidak perlu malu-malu," kata pendiri lembaga survei Kedai KOPI ini.

 

Baca juga: Pengamat: Jika Jokowi Mau Juga Bisa Bertemu Habib Rizieq

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement