Jumat 25 May 2018 18:31 WIB

Deddy Mizwar Berharap BIJB Berdampak ke Masyarakat

Secara resmi bandara BIJB akan mulai beroperasi pada 8 Juli 2018.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Rahmat Santosa Basarah
Calon gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mulai roadshow ke Sukabumi dengan mendatangi Pasar Ciwangi Kota Sukabumi Jumat (23/2).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Calon gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mulai roadshow ke Sukabumi dengan mendatangi Pasar Ciwangi Kota Sukabumi Jumat (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Deddy Mizwar (Demiz), berharap masyarakat yang berada di wilayah Bandara International Jawa Barat (BIJB) harus terus meningkatkan kualitas pendidikan. Hal itu perlu dilakukan mengingat bandara terbesar kedua di Indonesia ini sudah mulai beroperasi sehingga dapat berdampak besar dalam perubahan masyarakat sekitar BIJB. "Sumber daya manusianya harus siap, bakal terjadi perubahan kultur, makanya kualitas pendidikan harus disesuaikan," ujar Deddy Mizwar yang akrab disapa Demiz, Jumat (25/5).

Menurut Demiz, jika pendidikan terus ditingkatkan, ke depannya masyarakat dapat bersaing dengan baik. Terutama dalam meningkatkan perekonomian. "Jadi gak ada istilah tertinggal dan terpinggirkan kalau masyarakatnya berpendidikan dengan baik," katanya.

Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati BIJB Majalengka, mulai beroperasi dan melakukan pendaratan perdana (historical landing) Kamis 24 Mei 2018. Tahun ini bandara tersebut juga akan digunakan sebagai tempat embarkasi antara bagi jamaah haji yang akan berangkat ke Saudi Arabia melalui Bandara Soekarno Hatta. Secara resmi bandara BIJB akam mulai beroperasi pada 8 Juli 2018.

Menurut Dirut BIJB, Virda Dimas Ekaputra, setelah adanya pendaratan pertama pesawat komersil Bandara ini akan mulai banyak melayani penerbangan pada Juni mendatang. Bahkan pada 8 Juni maskapai Citilink sudah penuh dipesan untuk melakukan penerbangan ke Surabaya. Pada musim mudik lebaran nanti, lima daerah dari dan ke Bandara Kertajati akan terlayani ; Surabaya, Medan, Bali, Balikpapan dan Makasar. "Setelah perjalanan panjang. Akhirnya bisa digunakan. Inilah Bandara Kerajati yang memiliki terminal seluas 96 ribu meter persegi," kata Virda.

Hadirnya Bandara Kertajati ini, kata dia, tentu menjadi sejarah baru dunia kebandarudaraan di Jawa Barat. Sebagai provinsi terbesar dengan jumlah penduduk sampai 47 juta, kebutuhan sarana transportasi udara sudah cukup mendesak. Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, satu-satunya bandara representatif di Jawa Barat melayani penerbangan sudah sangat padat.

Adanya Bandara Kertajati yang memiliki luas 96 ribu meter persegi ini, kata dia, tentu akan menjadi penyegaran dunia penerbangan di Indonesia khususnya Jawa Barat. Akan menjadi bandara terbesar kedua setelah Soekarno-Hatta karena memiliki luas 1.800 hektare, hadirnya bandara pemilik kode KJT ini juga bagian dari upaya pemerataan pembangunan ke arah timur Jawa Barat.

Apalagi Bandara Kertajati yang pembangunannya menelan angka Rp 2,6 Triliun akan dilengkapi kawasan aerocity. Mengusung konsep aetropolis, Kota bandara ini akan mengembangkan perekonomian di sekitarnya. "Dengan hadirnya bandara semoga bisa betul-betul menjadi sebuah bandara yang bisa memberikan pelayanan kepada seluruh warga yang ingin ke Jawa Barat," katanya. Arie Lukihardianti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement