Rabu 23 May 2018 02:44 WIB

Mengapa Wanita Dimanfaatkan untuk Bom Bunuh Diri?

Awalnya wanita digunakan para teroris hanya untuk menjaga anak dan keturunan.

Director IPAC , Sidney Jones
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Director IPAC , Sidney Jones

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Peneliti terorisme internasional Sidney Jones mengatakan ISIS memanfaatkan perempuan dalam aksi teror karena kecurigaan publik terhadap mereka rendah.

"ISIS dengan sengaja menggunakan perempuan karena dianggap sebagai orang yang tidak akan dicurigai kalau masuk daerah tertentu," ujar Sidney di Jakarta, Selasa (23/5).

Ia juga membenarkan ISIS saat ini memberikan peran yang lebih strategis kepada perempuan dalam aksi terorisme. Kendati pada awalnya tidak melibatkan perempuan dalam aksi kekerasan yang kerap diistilahkan sebagai "jihad".

Kaum Hawa, kata dia, awalnya dimasukan ke dalam kelompok teroris itu agar tetap ada yang menjaga anak-anak serta keturunan dari para teroris yang tewas dalam melancarkan aksinya. "Saya kira ada evolusi. Perempuan dalam terorisme kemudian kita lihat sebagai kurir. Ia juga jadi ustazah dan pencari dana untuk melakukan aksi," terang dia.

Namun, berkaca pada kasus peledakan bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya pada Ahad (13/5), diketahui bahwa saat ini ISIS sudah memperbolehkan perempuan untuk menjadi eksekutor.

Dengan melihat fakta tersebut, Sidney menilai kelak peran perempuan yang bergabung di kelompok teroris akan terus berkembang. Bahkan, kemungkinan juga bisa memiliki posisi yang sentral.

Sebelumnya, peledakan di sejumlah gereja di Surabaya diketahui dilakukan satu keluarga. Di TKP kedua, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, Puji Kuswanti yang membawa dua anak perempuannya meledakkan diri.

Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada keluarga Indonesia untuk berhati-hati terhadap paham radikalisme yang dikembangkan sel-sel terorisme di Tanah Air.

"Saya hanya ingin mengingatkan, ideologi yang kecam ini, telah masuk dalam sendi-sendi keluarga kita. Ini yang harus hati-hati di sini," kata Presiden saat acara buka bersama di Istana Negara Jakarta, Jumat (18/5).

Kepala Negara mengatakan, sebuah keluarga itu seharusnya membangun optimisme pada anak, tapi akan terjadi kebalikannya jika mengikuti ideologi terorisme.

"Hilang semuanya karena keluarga itu mengikuti ideologi terorisme. Kita berharap jangan sampai keluarga Indonesia hancur karena ideologi ini," harap Jokowi.

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement