Jumat 18 May 2018 13:17 WIB

Warga Gotong Royong Tutup Lubang Makam Terduga Teroris

Warga menolak karena salah satu warganya menjadi korban bom gereja.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Liang lahat di TPU Putat Jaya yang diperuntukan bagi pemakaman para terduga teroris di Surabaya, kembali dikubur oleh warga sekitar.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Liang lahat di TPU Putat Jaya yang diperuntukan bagi pemakaman para terduga teroris di Surabaya, kembali dikubur oleh warga sekitar.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Warga Putat Jaya, RT 03/ RW 08, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, Jawa Timur, menolak pemakaman jenazah pelaku teror yang melakukan pengeboman di tiga gereja di Surabaya. Akibatnya, tujuh liang lahat yang telah digali petugas dari Pemkot Surabaya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Putat Jaya dikubur kembali warga sekitar secara bergotong royong.

Salah seorang warga yang sekaligus penjaga depo sekitar TPU Putat Jaya, Bardi (36 tahun), menyatakan alasan warga sekitar menolak pemakaman jenazah terduga teroris. Warga tidak ingin di sekitarnya terdapat makam teroris.

"Alasannya teroris doang. Dan warga sini enggak mau dimakamkan di sini," ujar pria yang akrab disapa Markoki itu saat ditemui Republika.co.id di sekitar TPU Putat Jaya, Jumat (18/5).

Markoki mengungkapkan, warga Putat Jaya makin menolak pemakaman jenazah terduga teroris di TPU Putat Jaya karena salah satu dari korban ledakan merupakan warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan. Korban yang dimaksud adalah Daniel Agung Putra Kusuma.

Daniel merupakan salah satu korban meninggal dunia pada ledakan di Gereja Santa Maria tak Bercela, Jalan Ngagel, Surabaya. "Terus lagi di sini kan ada warga yang kena bom atau jadi korban bom. Itulah juga mengapa masyarakat menolak teroris itu dimakamkan di sini," ujar Markoki.

Markoki mengungkapkan, situasi diperparah karena petugas dari Pemkot Surabaya yang menggali liang lahat untuk para terduga teroris tersebut tidak meminta izin RT, RW, lurah, bahkan camat setempat. Mereka langsung menggali kubur tanpa meminta izin dari pihak pejabat setempat.

"Katanya kemarin yang gali itu enggak pamitan sama RT/RW, sama lurah enggak pamitan, sama camat enggak pamitan. Langsung saja ngeduk buat makam teroris. Ada tujuh lubang yang sudah digali, tapi ditutup lagi oleh warga bergotong royong," kata pria kelahiran Madura tersebut.

Baca Juga: Mengapa Jenazah Teroris Ditolak?

Ketua RW 8, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Nanang Sugiharto menegaskan, penolakan karena warga sekitar keberatan akan keberadaan makam jenazah di TPU Putat Jaya. Meskipun tempat pemakaman tersebut merupakan tempat pemakaman umum, warga sekitar dirasanya berhak menolak.

Ditambah lagi, terduga teroris yang dimakamkan bukan merupakan warga asli Putat Jaya. Mereka bahkan ditolak dimakamkan warga tempat tertuga teroris berasal.

"Ya intinya warga saya keberatan (memakamkan jenazah terduga teroris di TPU Putat Jaya). Sedangkan dari pelaku sendiri di daerah tempat tinggalnya kan tidak diterima. Apalagi kami," ujar Nanang.

Baca Juga: Empat Jenazah Teroris Pekanbaru Belum Dimakamkan

Nanang juga menjelaskan, warga sekitar makin menolak pemakaman jenazah terduga teroris di TPU Putat Jaya karena salah satu korban ledakan merupakan warga sekitar. Jenazah korban ledakan bernama Daniel Agung Putra Kusuma juga dimakamkan di TPU Putat Jaya.

"Salah satu keberatannya karena salah satu korban ledakan bom di tiga gereja itu adalah warga kami atas nama Daniel Putra Kusuma. Kami sebagai warga Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, sangat keberatan," kata Nanang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement