REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan masyarakat tidak boleh kalah dengan terorisme. Masyarakat harus merapatkan barisan untuk mengamankan lingkungannya.
Hal ini disampaikan Gus Ipul saat mengunjungi keluarga almarhum Aloysius Bayu Rendra Wardhana, korban meninggal dunia dalam serangan bom di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Kota Surabaya.
Gus Ipul tiba di rumah Bayu, kawasan Kertajaya, Gus Ipul ditemui Monica Dewi Andini, istri Bayu, dan Galih Wardhana, adik almarhum, Kamis (17/5/2018). Gus Ipul menyatakan duka mendalam atas peristiwa tersebut.
Ia kagum atas keberanian Bayu Wardhana ketika menghadang dua kakak-beradik yang membawa bom. “Kalau tidak dihadang Bayu, bisa diduga korbannya akan lebih banyak lagi,” kata Gus Ipul.
Gus Ipul juga sempat menyaksikan studio foto yang sedang dirancang oleh Bayu Wardhana, sebelum serangan bom merenggut nyawanya
Gali Wardana menjelaskan, studio foto tersebut baru berjalan. "Mas Bayu punya keinginan mengembangkan lebih maju. Studio yang baru berjalan itu, tinggal dibuka resmi,” kata Galih.
Bayu Wardhana punya hobi dan profesi di bidang fotografi. Di luar itu, ia menjadi relawan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel. Saat serangan bom Minggu lalu, Bayu tengah turut menjaga keamanan gereja.
Ia berusaha menghentikan laju kencang sepeda motor yang ditumpangi kakak-beradik, Yusuf Fadhil dan Firman Halim, yang membawa bom. Sesaat kemudian, bom meledak keras. Merenggut nyawa kedua pelaku dan Bayu, serta membuat korban-korban lain luka-luka.
Selain mengunjungi keluarga Bayu Wardhana, Gus Ipul juga mengunjungi korban-korban meninggal lain di rumah peristirahatan Adhi Yasa.