Kamis 17 May 2018 20:30 WIB

Legislator PKS: Kedepankan Intelijen untuk Cegah Aksi Teror

Penguatan basis intelijen dalam memberantas terorisme sangat mendesak.

Politisi PKS, Mardani Ali Sera
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Politisi PKS, Mardani Ali Sera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI Mardani Ali Sera mengingatkan perlunya mengedepankan operasi intelijen untuk mencegah aksi teror yang selama beberapa waktu terakhir ini terjadi di sejumlah daerah. Mardani mengatakan penguatan basis intelijen dalam memberantas terorisme sudah sangat mendesak.

"Di manapun aksi teror, mestinya lebih mengedepankan aksi intelijen untuk operasi preventif," kata Mardani Ali Sera di Jakarta, Kamis (17/5).

Menurut Mardani Ali Sera, aksi tindakan pencegahan tersebut bisa dilakukan dengan melibatkan banyak pihak mulai dari akademisi, tokoh masyarakat, hingga tokoh agama Mardani juga menilai bahwa penguatan basis intelijen untuk memberantas terorisme sudah sangat mendesak sehingga tepat bila Polri menggandeng TNI untuk bekerja sama dalam menggelar operasi antiterorisme.

Ia berpendapat bahwa aksi menyerang tanpa didahului data intelijen malah memperluas dan tidak menyelesaikan masalah. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol Budi Gunawan bekerja sama untuk mengamankan Indonesia jelang bulan puasa.

"Saya sudah perintahkan kepada Kapolri, Panglima dan Kepala BIN untuk terus menjaga, mengendalikan keamanan dan mengedepankan semangat persaudaraan dan kerukunan sosial kita karena besok kita segera menyongsong pelaksanaan ibadah puasa," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (16/5).

Presiden pun meminta agar para menteri dan kepala badan lembaga non-kementerian menyampaikan bahwa Indonesia tetap aman dan pemerintah fokus bekerja.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyebut pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya adalah orang-orang terlatih yang mengerti dan mengetahui cara menghindari intelijen.

"Mereka orang-orang terlatih, mengerti cara menghindari intelijen kita," kata Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Ahad (13/5) lalu.

Tito mengaku timnya sudah mendapatkan buku manual mereka yang berisi tentang cara menghindari komunikasi, bertahan hidup, hingga mengontra interogasi. Untuk itu, Kapolri juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu padu melawan terorisme.

(Baca: Kapolri: Pelaku Pengeboman Tahu Cara Hindari Intelijen)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement