Kamis 17 May 2018 00:00 WIB

Pelaku Teror Perempuan dan Anak Tarik Perhatian

Perhatian menjadi oksigen teroris menyebarkan rasa takut masyarakat.

Personel penjikan bom (Jibom) bersiap melakukan identifikasi di lokasi ledakan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Ngagel Madya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5).
Foto: M RIsyal Hidayat/Antara
Personel penjikan bom (Jibom) bersiap melakukan identifikasi di lokasi ledakan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Ngagel Madya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Universitas Indonesia (UI) Solahudin menilai pelaku aksi teror di Surabaya memanfaatkan perempuan dan anak-anak untuk menarik perhatian media. Sehingga membantu penyebaran teror.

"Memakai anak-anak dan perempuan ada beberapa alasan, salah satunya mereka tahu laki-laki dewasa meledakkan diri sudah biasa. Kalau pelakunya ibu dan anak-anak itu baru luar biasa, akan mendapat peliputan yang luas," ujar Solahudin, di Jakarta, Rabu (16/5).

Ia membenarkan media dapat menjadi oksigen terorisme untuk menyebarkan teror atau rasa takut pada masyarakat luas. Untuk itu, menurut Solahudin, para teroris mempertimbangkan hal-hal yang memiliki nilai berita lebih dan akan diangkat oleh media.

"Media asing sampai meliput kasus tersebut karena punya nilai berita yang tinggi. Jadi dilakukan secara sengaja, tentu," ujar dia.

Dia khawatir setelah mendapatkan peliputan yang luas oleh media, terdapat pesan yang disampaikan kepada jaringan terorisme lain berupa pesan provokasi anak-anak dan perempuan saja berani.

Sementara itu, Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo meminta media tidak memberitakan aksi teror secara berulang-ulang, sehingga menimbulkan efek mencekam. Ia pun mengingatkan untuk selalu melakukan verifikasi dan klarifikasi saat menerima suatu informasi.

Untuk itu, menurutnya, penting bagi media massa untuk berhati-hati dalam peliputan terorisme. Agar jangan sampai pesan terorisme yang ingin menebar ketakutan tersampaikan ke masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement