REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak menerbitkan larangan bagi warganya untuk berkunjung ke Indonesia. Meskipun, telah terjadi rentetan aksi teror bom di Tanah Air beberapa waktu terakhir.
"Kami sempat menerbitkan security messages, tapi hanya untuk hari Ahad (13/5) saja saat kejadian di Surabaya," kata Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Erin Mckee di Semarang, Selasa (16/5).
Selanjutnya, kata dia, tidak ada tambahan peringatan larangan bagi warga AS yang akan berkunjung ke Indonesia. Menurut dia, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan Konsulat Jenderal di Surabaya tetap beroperasi seperti biasa.
Ia mengungkapkan, pemerintah Amerika Serikat sangat mengutuk serangan teroris terhadap tiga gereja di Surabaya. Ia menuturkan aksi teror tersebut telah menyerang perdamaian yang sudah terbangun.
"Amerika Serikat sangat menentang terorisme. Amerika Serikat berdiri bersama rakyat Indonesia," katanya.
Indonesia dan Amerika Serikat sendiri sudah bekerja sama sejak bertahun-tahun lalu dalam upaya pemberantasan terorisme. McKee menambahkam, pemerintah Amerika Serikat siap memberikan bantuan berkaitan dengan investigasi dan pengungkapan dalang di balik aksi teror ini.
Tiga gereja di Surabaya mengalami pengeboman pada Ahad (13/5). Lalu, Mapolrestabes Surabaya juga dibom pada Senin (14/5).
Pada malam harinya, sebuah rusun di Wonocolo, Sidoarjo, juga meledak. Total yang meninggal dalam insiden itu sejauh ini adalah 25 orang, 13 pelaku, sedangkan 12 lainnya aparat dan warga sipil. Densus 88 hingga kini terus melancarkan operasi pengejaran terhadap terduga teroris pascateror bom itu.