Rabu 16 May 2018 08:44 WIB

DPRD Sarankan Pemkot Surabaya Pakai Rp 9 M untuk Korban Bom

Pemkot Surabaya bisa menggunakan anggaran tak terduga untuk menangani korban bom.

Rombongan mobil ambulan keluar dari Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Rombongan mobil ambulan keluar dari Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Anggaran DPRD Kota Surabaya menyarankan pemerintah kota (Pemkot) untuk menggunakan anggaran tidak terduga dalam APBD Surabaya sekitar Rp 9 miliar untuk penanganan korban teror bom yang terjadi dalam beberapa hari ini. Terjadi ledakan di tiga gereja di Surabaya dan Mapolrestabes Surabaya pada pekan ini.

"Anggaran itu bisa digunakan sesuai real kebutuhan," kata anggota Badan Anggaran DPRD Kota Surabaya Reni Astuti di Surabaya, Rabu (16/5).

Menurut dia, penganggaran tersebut juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 33 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2018. Untuk itu, dia mendukung dan mengapresiasi kebijakan Pemkot Surabaya yang membantu penanganan korban dan menanggung seluruh pembiayaan penanganan korban ledakan yang dirawat di semua rumah sakit yang menangani korban ledakan.

"Dalam hal ini Pemkot Surabaya bisa menggunakan anggaran tidak terduga," katanya.

Reni mengatakan, pemkot bisa mengkoordinasikan semua rumah sakit untuk memberikan pelayanan terbaik kepada korban ledakan bom. "Membantu dalam pembiayaan korban ledakan dan menghimbau warga untuk membangun kebersamaan menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal," kata anggota Komisi D DPRD Surabaya ini.

Selain itu, Reni mengucapkan bela sungkawa kepada korban dan keluarga korban atas peristiwa peledakan bom yang menewaskan banyak orang terjadi di tiga gereja dan lokasi lainnya di Kota Surabaya. Politikus PKS ini juga mengutuk keras pelaku pengeboman di Surabaya, apalagi dilakukan di tempat ibadah dan kepada orang yang akan melakukan ibadah.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada warga kota Surabaya dan semua orang atau lembaga yang telah menunjukkan rasa kepedulian kepada sesama," katanya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani, Selasa (15/5),  menyampaikan, hal paling penting dalam musibah tersebut ada pada deteksi dini. Sebab, apabila masalah keluarga bisa dideteksi sejak dini, maka dapat dipastikan tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan kata lain, tidak akan ada korban lebih lanjut akibat kejadian tersebut.

"Makanya, nanti malam saya akan ketemu dengan RT/RW. Besok (hari ini) pagi saya akan ketemu dengan kepala sekolah dan siangnya saya akan ketemu dengan takmir masjid untuk melakukan deteksi dini hal-hal seperti ini, " ujarnya.

Selain itu, Risma juga memastikan saat ini Pemkot Surabaya telah membentuk Trauma Center untuk mendampingi anak-anak korban bom di Surabaya. Upaya tersebut perlu dibentuk meski sejak awal kejadian tim psikolog Pemkot Surabaya sudah mendampingi keluarga korban bom. Trauma Center tersebut terdiri dari pemkot, psikolog, dan kepolisian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement