Selasa 15 May 2018 22:21 WIB

Debat Pilgub Jabar Ricuh, Gerindra Serahkan ke Bawaslu

Debat publik ketiga Pilgub Jabar pada Senin (14/5), digelar di Depok.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andri Saubani
Pasangan calon gubernur dan wagub Jawa Barat nomor urut tiga Sudrajat (kiri)-Ahmad Syaikhu (kanan) menyampaikan visi dan misinya pada Debat Publik Putaran Kedua Pillgub Jabar 2018 di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (14/5).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Pasangan calon gubernur dan wagub Jawa Barat nomor urut tiga Sudrajat (kiri)-Ahmad Syaikhu (kanan) menyampaikan visi dan misinya pada Debat Publik Putaran Kedua Pillgub Jabar 2018 di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno menanggapi terkait debat publik ketiga pilgub Jawa Barat (Jabar) yang digelar di kampus UI, Depok, Senin (14/5), yang sempat diwarnai kericuhan. Sandi yang juga merupakan Koordinator Tim Pemenangan Pilpres 2019 Partai Gerindra tersebut menyerahkan sepenuhnya kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengambil sikap terkait hal tersebut.

"Saya menyerahkan ke Bawaslu dan pihak-pihak yang berwenang untuk meneliti dan mengambil sikap di sana. Jadi ada pihak-pihak berwenang yang memiliki tentunya kompetensi," kata Sandi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (15/5).

Sandi mengungkapkan, pasangan calon (paslon) nomor urut 3 Sudrajat-Ahmad Syaikhu, merasakan aspirasi masyarakat yang menginginkan agar ekonomi menjadi lebih baik di Jabar dan diselaraskan dengan keinginan untuk meningkatkan ekonomi di nasional. Hal tersebut diperlihatkan pasangan yang biasa dipanggil 'Asyik' tersebut dengan mengeluarkan kaos bertuliskan "2018 Asyik Menang, 2019 ganti presiden".

"Aspirasinya ingin ekonomi lebih baik, dan ekonomi lebih baik di Jawa Barat. Dan juga sederajat ekonomi yang lebih baik di nasional itu yang disampaikan," katanya.

Menurut Sandi, tim internal Partai Gerindra juga merasakan bahwa masalah ekonomi di Jabar belum tertangani. Sehingga, ada keinginan untuk menyelaraskan peningkatan ekonomi di Jabar dengan nasional.

"(Tim internal) Menginginkan penanganan ekonomi yang lebih baik dengan fokus pada ekonomi rumah tangga, ekonomi yang berbasis lapangan kerja dan ekonomi tentang biaya hidup," kata Sandi.

Seperti diketahui, debat publik cagub Jabar di Balairung Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Senin malam, sempat diwarnai kericuhan. Kericuhan yang berasal dari para pendukung terjadi usai pernyataan penutup pasangan calon gubernur Sudrajat dan Syaikhu (Asyik) yang diusung Gerindra-PKS.

Saat itu Sudrajat sampai di ujung pernyataannya dan Syaikhu tiba-tiba mengeluarkan kaos bertuliskan "2018 Asyik Menang, 2019 ganti presiden". "Kalau Asyik menang, insya Allah 2019 kita akan ganti presiden," kata Sudrajat.

Aksi pasangan itu ternyata memancing emosi pendukung pasangan Hasanudin-Anton Charliyan (Hasanah) yang diusung PDIP. Suasana tiba-tiba ricuh dari area kursi pendukung.

Para pendukung pasangan Hasanah tampak meluapkan emosinya. Padahal ketika itu pasangan nomor 4 yakni Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi belum menyampaikan closing statement-nya.

Berkali-kali pemandu acara peminta para pendukung untuk tenang, tapi tidak berhasil. Teriakan-teriakan masih terus terdengar.

"Mohon tenang, mohon tenang, tidak akan selesai acaranya kalau Anda tidak tenang," pinta pemandu acara, Alvito Deanova.

Namun, suasana terasa makin tidak terkendali dan makin panas. Istri Deddy Mizwar tampak ketakutan sehingga dia lari ke arah panggung menghampiri suaminya.

Tiga pasangan cagub-cawagub pun tampak berusaha menenangkan pendukung supaya tenang. Tetapi, pasangan Asyik tampak tetap duduk di kursinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement